Tampilkan postingan dengan label Jogja. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jogja. Tampilkan semua postingan
2

2009_12_31 Tour of Jogja - Day 2 (Visit Prambanan)


Prambanan


Diam dalam kebisuan
Tanpa suara .. tanpa bicara ..
Hanya tangis yang mampu tertahan .. diantara sela sela bebatuan
Meratapi diri yang kian rapuh dan hancur oleh zaman


Prambanan ..
Sosok diri yang tegar oleh kebanggaan bangsa ..
Kebanggaan kaum kaum yang mengagumi keindahan ..
Kebanggaan muda, tua hingga sejarah tanpa tertulis ..
Kebanggaan kisah pembuktian diri yang bertahan tanpa cela ..


Dan ia menyambut setiap mata mata yang melihatnya dengan pesona ..
Dengan terpana .. dengan kekaguman .. tanpa bahasa
Dari bebatuan yang kini menua, menjamur dan menghitam ..
Hingga lekuk stupa stupa kecil yang menjadikannya kokoh tanpa perisai ..


Dan ia mampu menyombongkan dirinya yang tinggi lagi megah ..
Yang sanggup menjaga masa, dengan cerita yang sesungguhnya ..
Yang tak khan pernah mati oleh siraman hujan dan kilatan petir mengamuk ..
Yang tak pernah usang oleh sinar keemasan matahari ..


Dan Prambanan itu ..
Sisa keteguhan zaman .. yang tak pernah luntur ..
Abadi oleh narasi sejarah yang semakin kuat ..


Dan Prambanan itu ..
Sisa keajaiban tangan tangan yang bekerja ..
Abadi oleh kekuatan diri yang tak ingin terkalahkan ..


Miss you Jogja ..
Perjalanan kami lanjutkan ke Prambanan. Hujan masih rintik menemani .. melewati kompl. Kampus UGM.
15.15


Tak banyak yang dilakukan selain mengagumi keindahan Prambanan dan candi candi disekitarnya. Wow .. keren ..
Is it really you?


Sudah lama sekali aku tak kesini. Menyaksikan bukti zaman yang kini hadir didepan mata. Tak bosannya aku mengamati candi besar itu dengan bebatuan disekitarnya yang berantakan. Terdengar berita, itu adalah sisa candi candi yang runtuh oleh gempa. Sayang sekali ..


Prambanan cantik sekali. Tak perduli oleh kisah sejarahnya, atau bagaimana candi ini terbentuk .. atau untuk siapa candi ini dibuat, .. namun aku mengangkat topiku untuk pembuatnya. Wow ..
Designnya .. kreasinya, imajinasinya adalah bentuk seni yang sudah hidup dizamannya. Menyentuhnya, melihatnya sambil menengadah tak cukup dihabiskan dalam waktu 1 hari.


Sayang hujan mendadak turun lagi ..
Aku harus menyimpan kameraku dengan segera.


18.15 pm
Sebal karena tak berhasil bersahabat dengan cuaca. Baik di Prambanan dan Candi Sewu. Walau dapat beberapa foto Candi, tapi hasilnya tetap tidak memuaskan.


So, kita coba lagi peruntungan fireworks malam tahun baru nanti. Selebihnya .. istirahat dulu lah .. Pingin ngerasain jalan jalan di Malioboro dan belanja di Mirota Batik.
18.20 pm


Bersambung ..

Selengkapnya...

0

2009_31_12 Tour of Jogja - Day 2 (Visit Borobudur)


Borobudur
08.00 am.
Mampir di Warung Poci ..
Warungnya sederhana .. tak terlihat mewah, namun sarat kenyamanan. Menikmati secangkir teh poci hangat dengan gula batunya sambil lesehan. Hanya kami berdua yang duduk di warung itu. Beberapa piring sebelumnya, sisa tamu, sudah diangkat dan dibersihkan. Ups .. warungnya buka jam 09.00??
Lah ini jam berapa??


Untung pemilik warungnya ramah. Kami dipersilahkan duduk dan menanti hidangan.
"Unjuk an ne opo mas?" tanya sang ibu pemilik warung. Dan dijawab suamiku, " Sarapannya ada apa aja, bu?" qk qk ... gak nyambung ..


Paham dengan masalah bahasa, sang ibu berubah haluan dengan bertutur bahasa nasional. "Minumannya adanya teh poci, es jeruk .... " Sang ibu menyebutkan beberapa. Dan kami lebih suka menikmati hidangan teh poci. Sementara hidangan akan disajikan ala masakan padang .. "ditebar" gitu ... ^.^


Suamiku asik mengambil lembaran koran dan membacanya. Sementara aku mulai membuka facebook dari mobile hp. Teringat ketika tadi memasuki gerbang wisata Gn. Merapi, Pak Yoyok menunjukkan "jln Roso", tempat dimana Mbah Marijan menetap. Hingga kekagumanku akan megahnya Gn. Merapi yang selama ini hanya kulihat dari layar kaca.


Aroma nasi merah mengepul menganggu hidungku. Ayam goreng, tahu dan tempe bacem, sayur sambel ijo, dan daun singkong rebut dengan kuah areh diatasnya .. masih hangat, disajikan di piringnya. Agh .. sarapan dulu ya?


Wah .. nikmat banget ..
Rasanya aku kangen masakan rumah begini. Sederhana .. namun pas diperutku. Sampai nambah boo ... ha ha ha
Aku suka daun pepayanya, hingga suamiku menikmati melihatku melahapnya 1 piring sendiri.


09.30 am.
Lanjuttt ... menuju Borobudur.
Wah langit terang dan indah. Awan berkelompok membentuk gumpalan HDR yang indah. Kamera pun langsung beraksi .. sekalipun miris melihat batere tinggal sedikit.


Muntilan .. itu nama yang tertulis di sisi kiri kanan jalan. Getuk goreng menjadi satu khas jajanan disini, cerita Pak Yoyok. Tapi aku tak terlalu berminat tentang makanan. Buatku, liputan foto lebih bernilai .. ha ha ha ..
09.35 am.


10.00 am.
Tiba di Borobudur ... hujan???
Oh rintik rupanya .. awan terlihat tebal menggumpal. Mana ndak bawa payung ??
Tapi penyewaan payung banyak berseliweran menawarkan payung payungnya. Borobudur terlihat tinggi puncaknya .. dan megah. Sudah lama aku tidak kemari. Terakhir?? kelas 5 SD dech kayaknya ...


Kali ini hujan benar benar turun. Dan aku pasrah saja ..
Hujannya kecil kecil .. entah sampai kapan akan berhenti. Penyewa payung terlihat puas menyewakan dagangannya. Hujan selalu membawa berkah bagi mereka.


Penjaja minuman nampak antusias menawarkan botol botol minumannya. Sekalipun kami menolak, namun ia tak berhenti untuk datang. Penjaja lainnya datang menawarkan jasa pijit dan souvenir khas Borobudur. Untung aku masih ingat bahasa jawa dikit dikit. "Mboten mas, maturnuwun", tolakku ..


Hujan rintik rintik perlahan berkurang. Suamiku bilang," Sudah tak geser awannya ke arah sana" .. uangkapnya sambil bercanda. Lalu aku melanjutkan," kalau orang jawa bilang .. Ojo ngapusi tho mas .."
Ha ha .. dan suamiku tersenyum ..."ndak dihapus kok" ... ha ha ha ..


Sambil duduk santai menanti hujan reda, suamiku berujar," Disini lucu ya? Kamera dihargai Rp. 1.000 sebagai tiket masuk. Sementara handycam dihargai Rp. 5.000. Gak tahu dia kamra DSLR harganya bisa beberapa kali lipat harga handycam".


Seorang wanita tua mendekati kami menawarkan dagangannya. Alat kerok dari tanduk kerbau katanya. Melihat usahanya gigih menawarkan dagangannya, kamu akhirnya luluh membeli juga.
10.30 am


12.15 pm
Istirahat sejenak diantara stupa Borobudur, yang penuh oleh manusia manusia dengan pengharapan tinggi. Beberapa pemandangan sudah kuabadikan, walau bocor disana sini ... agh, bikin geram saja.


Tak pelak lagi, keinginan untuk ke Prambanan jadi surut, mengingat keramaian yang teramat sangat ..
Bagaimana mau ambil foto??? Ha ha ha ..
12.20 pm


13.30 pm
Hujan rintik rintik .. sebutir buah kelapa menjadi pilihan kami dalam melepas dahaga. Tak banyak yang bisa didapat hari ini ..
Penuh keramaian .. hujan. Rasanya "Anda belum beruntung". Kami putuskan untuk mencari makan siang sejenak. Jalanan basah .. sembari mendengarkan radio yang bertutur tentang kepergian Gusdur, Bapak Pluralisme.
13.40 pm


15.00 pm
Selokan Mataram, jln Kaliurang .. Gudeg Yu Djum ..
Mantap nian !! Sekali menikmati langsung jatuh cinta. Terutama oleh alunan keroncong khas Jawa yang dinyanyikan di pintu masuk.


Penyanyinya seorang ibu tua. Suaranya cantik ala penyanyi keroncong. Lagu lagu yang dibawakan, seperti Teluk Bayur dan beberapa lagu lain yang kukenal begitu akrab dan indah didengar. Aku menikmatinya, sembari menggoyangkan bahuku .. lalu tenggelam dalam nikmatnya gudeg Yu Djum.


Yuk .. kita lanjutkan ceritanya melancong ke Prambanan ..

Selengkapnya...

7

2009_12_31 Tour of Jogja - Day2 (Gn. Merapi)

Teng pukul 05.00 pagi sehabis shubuh, kami berangkat menuju kaki Gn. Merapi untuk meliput matahari terbit. Pak Yoyok menjemput kami dengan kecepatan kendaraan cukup tinggi. 15 menit saja kami sudah mendekati Monumen Jogja Kembali.


Gn. Merapi terlihat di sepanjang perjalanan. Langit biru cerah, membuat semangat untuk memotret begitu tinggi. Pak Yoyok bilang, Gn. Merapi terlihat cantik ketika lahar kemerahan turun dari lerengnya. Dan itu terlihat dari perumahan penduduk, sekalipun itu tidak bersifat membahayakan.


Pak Yoyok masih terus ngebut. Sisi kiri kanan jalan dipadati oleh sawah, pepohonan dan perumahan penduduk. Dengan halusnya Pak Yoyok memutar kemudi dengan baik. Jam terbangnya, ditunjukkan nya dengan kemudahannya mengendarai kendaraan tanpa membuat penumpang pusing.


Sebulan 3x ia mengantar tamu ke Jakarta. Terkadang pula ke Medan, begitu ungkapnya. Tak disadarinya ketika ia harus kembali dari Medan menuju Jogja, dengan kendaraan perusahaan melewati sisi hutan tengah malam di Sumatera. Rasa deg deg an itu menghantui juga, cerita Pak Yoyok.


Kami sudah tiba di jln Raya Kaliurang. Matahari sudah terang membuka hari ... tak apalah ..
Ternyata menuju ke Lereng Gn. Merapi jauh juga ya? .. jalan lurus, berliku, membelok dan lurus kembali. Alur kendaraan tak begitu ramai. Sesekali hilir mudik atau beriringan dengan kendaraan lain, kami temui.
05.25 am.


Aku tak segan segannya menuji keindahan Gn. Merapi. Indah .. bersih tanpa awan, sekalipun kami tak bisa menangkap detik detik matahari terbit. Ia terlihat megah, biru dan sangat rupawan dengan lekuk lekuk lerengnya yang sebagian landai.


Matahari mulai mengintip di sisi kanan jalan. Warnanya kekuningan sedikit tersapu awan. Kami terus menapaki lerengnya. Pak Yoyok bercerita, bila lahar turun, alirannya telah dipersiapkan menuju ke laut. Melewati sungai yang membelh kota Jogja. Cantik sekali membayangkannya .. sekaligus ngeri melihat panasnya ..


Mbah Marijan masih disana, ungkap Pak Yoyok. Menjaga Gn. Merapi.
Seandainya kita ingin bersilahturahmi, dan berfoto bersama, Mbah Marijan membuka dirinya untuk pengunjung.


Pukul 06.35, kami memasuki gerbang wisata Gn. Merapi. Jalannya panjang juga, menanjak dan beberapa meliuk. Terlihat sinar matahari di sisi kanan gunung dan pepohonan. Cantik sekali .. langit masih biru di arah selatan.


Akhirnya, kami menapaki kaki di tanah tanah Merapi .. rasanya seperti menginjakkan kaki di Bulan *lebai*. Udara masih terasa dingin dingin, hangat oleh matahari. Langit bersih dan membiru. Awan terlihat berkumpul di sisi lain. Dan puncak merapi begitu dekat di intip di balik pepohonan.


Aku dan suami mulai mengambil beberapa gambar dari sudut yang berbeda. Tak ada jalan yang diperuntukkan menuju ke sana. Hanya tanah tanah yang bercampur batu batu kecil, disekitarnya. Aku terus menaikinya, walau takut terpeleset. Sudah lama gak naik gunung .. rasanya kok gak gesit lagi ya? He he he ..


Semakin dekat menuju hamparan tanah bebatuan yang lebih luas. Suara suara di kejauhan nampak pemuda pemuda berjaket berkumpul disana. Berjalan mendekati sisi Merapi yang berbeda. Mungkin lah mereka ingin mengabadikan Merapi juga?
Tapi .. tak hanya aku dan suami yang berada disana menggenggam kamera. Seorang pemotret lain juga hadir disana dengan teman wanitanya, menggunakan tripod, asyik melakukan shoot.


Mm .. pagi itu begitu indah ..
Merapi terlihat cantik dengan gumpalan asap yang keluar dari puncaknya. Klik di sini untuk kumpulan foto fotonya.
Beberapa pekerja wanita memakai baju tebal pun lewat mendorong gerobak. Kelihatannya mereka hendak menyambit rerumputan yang tumbuh liar disana. Tawa dan canda mereka menyejukkan suasana. Namun mereka enggan difoto. Tak ada uang, tak ada foto .. ujarnya sembari berlari lari menutupi wajahnya. "Jangan difoto .. malu" sapa seorang ibu dengan sopannya.


Wew .. kenapa begitu ya?
Apa ada kisah sebelumnya, hingga ibu ibu ini tak ingin difoto?


Anyway .. kami terus mencuri curi sosok mereka yang menyambit rumput. Walau tak banyak dan tak berhasil mengungkap mimik mukanya yang serius .. akhirnya kami mengalihkan "sasaran tembak" ke arah yang lain.


07.45 am.
Akhirnya kami mencari sarapan. Ohya .. tadi kami melewati banker. Itu tempat perlidungan bawah tanah. Suamiku mengajak untuk melihat. Tapi .. hiii .. aku ngeri. Teringat kisah ketika dulu Merapi menjadi topik headline, ada 2 pemuda yang menjadi korban akibat wedus gembel yang mengalirkan hawa panas. Dan pemuda yang bersembunyi di banker pun akhirnya tak kuasa menahan panas ..


Cukup sudah liputan Merapi cantik pagi itu. Tepat 07.30 pagi, kami berbenah menuruni jalan bebatuan. Udara masih dingin dan sejuk .. aku mulai terasa lapar.
Entah berapa banyak jumlah foto yang kukumpulkan tadi. Tapi hasilnya .. okelah .. ha ha ha
07.55 am.

Selengkapnya...