2009_09_13 Tentang Mereka ..

Gambar diambil di sini


Lain cerita tentang Mbah Menik yang pernah menjadi pelajaran hidupku .. lain pula dengan cerita yang ini. Berbagi di bulan Ramadhan memang sudah menjadi satu tradisi budaya kita dalam memberi dan mengangkat mereka yang berkekurangan. Namun upaya menemukan diantara mereka yang belum terjamah oleh badan badan amal bukanlah sesuatu yang sederhana.


Kembali turun ke jalan merupakan satu keunikan bagiku dan suami dalam menemukan sosok pejuang kehidupan yang mampu memberi makna kebaikan, bagi kaum muda. Tak terlalu serius .. perlahan namun tetap berharap.


Berbicara tentang bertemu muka dengan mereka, rasanya mereka tak pernah berharap lebih dari orang lain tentang apapun diluar rizki yang berkaitan dengan kemampuannya. Ada yang berdagang pisang, mbok jamu, berjualan telur ayam, atau sebagai petugas kebersihan di sisi sisi trotoar. Mereka tekun menjalani rutinitasnya ..
Walau lelah terasa, oleh jauhnya perjalanan dan teriknya panas yang menusuk .. namun kaki kaki rentanya tetap mengajaknya berjalan kemanapun hendak melangkah.


Barang dagangan yang ia bawa sedari rumah atau pasar, ditempuh dengan jalan jalan naik, .. turun .. menyusuri sisi jalan. Bahkan harus mengalah disaat menghalangi kendaraan lain yang lebih besar.
Belum rasa haus dan lapar yang mungkin harus ia tahan, karena tak membawa bekal dari rumah namun penghasilan tak seberapa untuk dihabiskan saat itu.


Teringat satu ucapan seorang ustadz di tv, bahwa mereka terbiasa "berpuasa" tiap tiap harinya, namun kita hanya sebulan saja. Jadi apa yang harus dikeluhkan?
Memberi gambaran kepada kita, tentang kehidupan mereka yang lebih ketat dalam hal penggunaan uang. Mungkin sehari mereka hanya sanggup makan 1x, maksimum 2x. Sementara kita? ...
Aduh .. aku jadi banyak menundukkan kepalaku.


Raut wajah yang kaget, haru dan terdiam sering kami temui ketika berhadapan dengan mereka. Namun satu yang membuat kami berfikir .. ketika kami menghampiri seorang bapak dan ibu tua ditempat yang berlainan, respon yang diberikan seperti ketidakpercayaan apa yang dia lihat. Dimulai dari keramahan senyumnya, membuat kami mendekat. Namun ketika keinginan hati itu kami sampaikan, sejenak situasi di raut wajahnya langsung berubah. Seperti berfikir, tidak yakin dan mungkin yang terlintas dalam benak mereka adalah "ini mimpi bukan ya?"


Agh semoga apa yang diberikan, mampu membuat mereka merasakan sedikit tentang makna lebaran. Tentang indahnya hari raya dan kebersamaan.
Begitu banyak badan badan amal yang berkumandang menyerukan saatnya berbagi. Semoga seruan itu akan tiba berkahnya hingga ke tangan tangan kecil yang tak berkelompok.


Masih ingat, bagaimana satu keluarga dari kalangan berlebih di Pasuruan, niat berbagi di halaman rumah mereka. Dimana akhirnya beberapa manusia tewas akibat pengaturan antrian yang tak beraturan. Dan kini salah satu putranya dijatuhi hukuman kurungan penjara ..


Beberapa analisa publik menyimpulkan, ini merupakan satu gambaran bagaimana rakyat masih belum mempercayai badan badan amal secara keseluruhan, sehingga mereka melakukan sendiri pembagian tanpa terorganisir.


Seperti aku ya? he he he ..
Kita kembalikan saja ke hati kita masing masing. Soal berbagi bisa dimulai dari mana saja. Yang jelas dari sekitar lingkungan rumah kita dulu. Kalau tak ada waktu untuk berbagi .. mungkin badan badan amal bisa menjadi wadah untuk menyalurkannya dengan benar. Namun bila kesempatan itu masih ada, tak ada salahnya kita melakukannya sendiri, selama pengaturannya benar dan tak terlalu menyolok.


Pelajaran apa yang bisa kupetik ketika aku mengingat mereka? Rasa syukur ..
Rasa syukur atas karunia Tuhan, kita diberi lebih nikmat dengan kemudahan dan keberuntungan. Kedua, apresiasi atau perhargaan atas rizki yang diberikan agar digunakan sebaik baiknya untuk kebaikan dan bekal dalam beribadah.
Ketiga, menghargai hidup sebagai anugerah dan menerimanya dengan indah.


Ingat lagunya D'Masiv -Jangan menyerah?
Tak ada manusia
Yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Segala yang telah terjadi


Kita pasti pernah
Dapatkan cobaan yang berat
Seakan hidup ini
Tak ada artinya lagi


Reff 1:
Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik


Tak ada manusia
Yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Segala yang telah terjadi


Reff 2:
Tuhan pasti kan menunjukkan
Kebesaran dan kuasanya
Bagi hambanya yang sabar
Dan tak kenal Putus asa

2 Fans Berat:

abeng beng /arjopedal mengatakan...

hidup adalah perjuangan hendaklah manusia bersukur atas karunia dan nikmatnya yang di berikan Nya. slm kenal

reni mengatakan...

Aku salut dg orang-2 yg dapat menerima hidup mereka dg penuh rasa syukur... sesulit apapun kehidupan yg mereka jalani..!!