Pernah bertemu dengan orang yang bicaranya muter muter gak?
Duch duch duch ... pusing banget.
Pertanyaannya cuman satu .. tapi jawabannya bisa 1 tas. *Lebai.com*
Meneruskan ceritaku kemarin, akhirnya niat untuk meluruskan masalah dan kesimpangsiuran pun kumulai pagi itu. Berteman salah seorang teman setia, tempatku bertukar fikiran .. aku mengunjungi rumah seseorang. Dia adalah "terdakwa" yang didakwa oleh salah seorang tetangga rumahku. Nama beliau inilah yang menjadi taruhan atas kebenaran berita yang beredar.
Sambutan pertama, tak ada kesan amarah.
Semua tersimpan rapi seakan cerita labrak melabrak sudah tutup buku. Sambil sedikit berbasa basi .. kami habiskan waktu beberapa menit sebelum memulai kepada maksud kedatangan kami ke sini. Sebutlah ia bernama B.
Akhirnya, Ibu B memulai pembicaraan dengan segala ekspresi dan intonasi yang menggambar kan peristiwa kemarin. Bagaimana ia bisa datang dan melabrak tetanggaku, sebutlah ia bernama Ibu C. Emosi itu langsung membludak sambil mengarahkan telunjuknya ke wajah Ibu C. Kepanikan jelas terurai dalam wajah tetanggaku itu, hingga akhirnya ia membuka diri apa yang menjadi inti berita yang sudah disebarkan. Walau tentunya tak semua yang dikatakannya, tepat seperti apa yang dikatakannya padaku.
Setelah itu Ibu B, berangsur reda .. dan mencoba untuk perlahan meminta petunjuk NYA. Ia mengunjungi rumah salah seorang tetangga lain hingga lelah dan amarah itu bisa terlupakan sejenak.
Ibu B mencoba meyakinkanku bahwa bertita yang tersebar itu tidak benar adanya. Bahkan ia menyalahkanku karena aku mencoba cross check berita itu kepada orang lain, bukan kepada dirinya. Ia merasa tersudut, ia merasa sendiri.
Kembali gaya dan ekspresinya ia "mainkan" menunjukkan kesedihannya yang teramat sangat.
Waduh .. aku kok jadi melihat sandiwara ya? He he he ..
Sandiwara antara kebenaran yang kuragukan dengan perilaku yang dibuat buat. Agh .. aku mungkin tak peka. Bukankah, reaksi seseorang terhadap satu masalah bisa berbeda beda? Ada yang panik, teriak .. kalem dan tenang ..
Benang kusut pun akhirya perlahan terurai dan menunjukkan ujung pangkalnya. sekalipun aku mencoba untuk mengatasi secara cermat tutur katanya yang selalu berputar putar dalam bercerita. Lalu beberapa pertanyaan kuajukan, hingga sebuah kesimpulan pun kuambil.
Aku pun meluruskan permasalahan yang terjadi. Hingga tak ada lagi salah paham yang terngiang dan disebutnya berulang ulang. Namun tetap saja, dengan apa yang menjadi kekesalannya ia ungkapkan berkali kali, hingga aku bosan juga mendengarnya ..
Dasar ibu ibu ... apa memang selalu serumit itu ya, kalau menyelesaikan masalah?
Tetangga oh tetangga .. mirip judul sinetron.
Tapi kutemui sisi terbaik dalam pergumulan bahasa orang orang yang terlibat didalamnya. Mereka cenderung suka melihat sisi gelap orang lain, namun tak berani bertanggung jawab dengan tutur kata dan pemikiran sempitnya. Mereka terlalu lihai untuk cuci tangan, hingga perilaku menyembunyikan kesalahannya semakin terlihat jelas.
Mereka tak jujur ...
Hingga mereka tak berani lagi "asal" berbicara tentang A, B, C atau D tentang apapun .. tentang siapapun. Karena selama itu berkaitan denganku, tentu aku akan melakukan penyelidikan tentang benar tidaknya berita yang disebarkan.
Bila ini menyangkut fitnah, maka yang menjadi bibit dalam lingkungan sudah terlampau rusak tentunya.
Buatku?
No more trust to other people? Terlalu ekstreem ya?
Tapi tak mudah lagi bagiku untuk mempercayai orang. Mungkin yang kadarnya 75%, harus kukurangi menjadi 40%. Wow ... turun drastis ...
Entahlah .. cara mereka membenarkan perilaku diri mereka sendiri terlalu gampang untukku lihat. Belum dengan gaya menjelaskan yang terlalu berlebihan. Is that really true??
Belum melihat cara bicara yang muter kesana kemari, ganti topik dadakan lalu kembali lagi ke topik semula. Kayak main komidi putar saja rasanya .. ha ha ha
Apa ini kebiasaan hidup bertetangga di Indonesia ya? Kalau melihat satu tetangganya yang maju, sementara yang lain mulai bisik bisik tetangga. Kalau menyaksikan sisi lain dari tetangganya terpuruk, semakin tudingan syukur itu pun terlihat. Cuman, kalau arisan tak pernah mau ketinggalan ... ha ha ha
Entah dengan tujuan pamer harta atau sekedar mengetahui info terbaru seputar tetangga ..
Tetangga oh tetangga ..
Aku hidup dengan mereka .. tapi aku tak ingin menjadi mereka.
Duch duch duch ... pusing banget.
Pertanyaannya cuman satu .. tapi jawabannya bisa 1 tas. *Lebai.com*
Meneruskan ceritaku kemarin, akhirnya niat untuk meluruskan masalah dan kesimpangsiuran pun kumulai pagi itu. Berteman salah seorang teman setia, tempatku bertukar fikiran .. aku mengunjungi rumah seseorang. Dia adalah "terdakwa" yang didakwa oleh salah seorang tetangga rumahku. Nama beliau inilah yang menjadi taruhan atas kebenaran berita yang beredar.
Sambutan pertama, tak ada kesan amarah.
Semua tersimpan rapi seakan cerita labrak melabrak sudah tutup buku. Sambil sedikit berbasa basi .. kami habiskan waktu beberapa menit sebelum memulai kepada maksud kedatangan kami ke sini. Sebutlah ia bernama B.
Akhirnya, Ibu B memulai pembicaraan dengan segala ekspresi dan intonasi yang menggambar kan peristiwa kemarin. Bagaimana ia bisa datang dan melabrak tetanggaku, sebutlah ia bernama Ibu C. Emosi itu langsung membludak sambil mengarahkan telunjuknya ke wajah Ibu C. Kepanikan jelas terurai dalam wajah tetanggaku itu, hingga akhirnya ia membuka diri apa yang menjadi inti berita yang sudah disebarkan. Walau tentunya tak semua yang dikatakannya, tepat seperti apa yang dikatakannya padaku.
Setelah itu Ibu B, berangsur reda .. dan mencoba untuk perlahan meminta petunjuk NYA. Ia mengunjungi rumah salah seorang tetangga lain hingga lelah dan amarah itu bisa terlupakan sejenak.
Ibu B mencoba meyakinkanku bahwa bertita yang tersebar itu tidak benar adanya. Bahkan ia menyalahkanku karena aku mencoba cross check berita itu kepada orang lain, bukan kepada dirinya. Ia merasa tersudut, ia merasa sendiri.
Kembali gaya dan ekspresinya ia "mainkan" menunjukkan kesedihannya yang teramat sangat.
Waduh .. aku kok jadi melihat sandiwara ya? He he he ..
Sandiwara antara kebenaran yang kuragukan dengan perilaku yang dibuat buat. Agh .. aku mungkin tak peka. Bukankah, reaksi seseorang terhadap satu masalah bisa berbeda beda? Ada yang panik, teriak .. kalem dan tenang ..
Benang kusut pun akhirya perlahan terurai dan menunjukkan ujung pangkalnya. sekalipun aku mencoba untuk mengatasi secara cermat tutur katanya yang selalu berputar putar dalam bercerita. Lalu beberapa pertanyaan kuajukan, hingga sebuah kesimpulan pun kuambil.
Aku pun meluruskan permasalahan yang terjadi. Hingga tak ada lagi salah paham yang terngiang dan disebutnya berulang ulang. Namun tetap saja, dengan apa yang menjadi kekesalannya ia ungkapkan berkali kali, hingga aku bosan juga mendengarnya ..
Dasar ibu ibu ... apa memang selalu serumit itu ya, kalau menyelesaikan masalah?
Tetangga oh tetangga .. mirip judul sinetron.
Tapi kutemui sisi terbaik dalam pergumulan bahasa orang orang yang terlibat didalamnya. Mereka cenderung suka melihat sisi gelap orang lain, namun tak berani bertanggung jawab dengan tutur kata dan pemikiran sempitnya. Mereka terlalu lihai untuk cuci tangan, hingga perilaku menyembunyikan kesalahannya semakin terlihat jelas.
Mereka tak jujur ...
Hingga mereka tak berani lagi "asal" berbicara tentang A, B, C atau D tentang apapun .. tentang siapapun. Karena selama itu berkaitan denganku, tentu aku akan melakukan penyelidikan tentang benar tidaknya berita yang disebarkan.
Bila ini menyangkut fitnah, maka yang menjadi bibit dalam lingkungan sudah terlampau rusak tentunya.
Buatku?
No more trust to other people? Terlalu ekstreem ya?
Tapi tak mudah lagi bagiku untuk mempercayai orang. Mungkin yang kadarnya 75%, harus kukurangi menjadi 40%. Wow ... turun drastis ...
Entahlah .. cara mereka membenarkan perilaku diri mereka sendiri terlalu gampang untukku lihat. Belum dengan gaya menjelaskan yang terlalu berlebihan. Is that really true??
Belum melihat cara bicara yang muter kesana kemari, ganti topik dadakan lalu kembali lagi ke topik semula. Kayak main komidi putar saja rasanya .. ha ha ha
Apa ini kebiasaan hidup bertetangga di Indonesia ya? Kalau melihat satu tetangganya yang maju, sementara yang lain mulai bisik bisik tetangga. Kalau menyaksikan sisi lain dari tetangganya terpuruk, semakin tudingan syukur itu pun terlihat. Cuman, kalau arisan tak pernah mau ketinggalan ... ha ha ha
Entah dengan tujuan pamer harta atau sekedar mengetahui info terbaru seputar tetangga ..
Tetangga oh tetangga ..
Aku hidup dengan mereka .. tapi aku tak ingin menjadi mereka.
0 Fans Berat:
Posting Komentar