Hidup adalah belajar ..
Setiap hari kita selalu belajar tentang banyak hal. Tentang hidup, tentang cinta, tentang dunia ataupun tentang diri kita sendiri. Banyak hal yang dilewati membuat pemikiran kita lebih dewasa dan matang, pun bijak menentukan langkah dan tutur kata.
Namun adakah setiap hari mampu membuat kita mengerti, bahwa belajar itu tak pernah berhenti ketika kita lulus dari bangku sekolah?
Buatku, everyday is a learning thing.
Namun .. pembelajaran itu hanya datang kepada mereka yang mau belajar, merenung dan menyimak perilaku peran kehidupan.
Kali ini aku berada di tepi bisik bisik tetangga yang sudah bukan merupakan hal baru lagi. Apa yang terjadi?
Rumit .. dan bayangan benang kusut pun menjadi gambaran di benak kita. Well .. sedikit banyak ya. Walau sebenarnya benang itu dapat di usut perlahan menjadi gulungan yang lebih baik.
Tak sedikit tetangga yang satu membisikkan sesuatu yang belum pasti kebenarannya. Istilah "masuk telinga kiri keluar telinga kanan" sudah sering kuterapkan dalam menghadapi pergaulan di lingkungan kecil. Walau terkadang ada benarnya .. but then what?
Informasi yang masuk, cukup menjadi catatan kecil di dalam buku harian tanpa perlu mengembangkannya menjadi narasi panjang serupa novel.
Namun yang terjadi beberapa hari lalu, cukup membuatku berfikir untuk mencari kebenarannya. Ini menyangkut diriku, nama baik orang lain yang juga dekat denganku dan si pemberi informasi. Tak mudah memang menerima informasi miring yang memberikan persepsi kurang baik terhadap orang lain. Namun karena, berita ini beberapa kali kudengar, dari pemberi informasi yang sama, tentang beberapa hal yang berbeda, kepada orang yang sama. Akhirnya kuputuskan untuk melakukan cross check dengan menanyakan kebenarannya kepada orang lain yang berkaitan.
Tak ada masalah pada mulanya. Segala sesuatunya berjalan dengan baik. Informasi itu mengarahkan kepada beberapa hal kebenaran dan beberapa hal yang juga berlebihan. Well .. aku sendiri tak terlalu mengambil pusing hal ini. Setidaknya aku bisa menilai masing masing peran disekitarku. Life's complicated .. but the path is away front. Keep it the right track.
Perlahan aku melupakan semuanya. Tak berminat untuk mempermasalahkan lebih jauh ..
Hingga ... tetanggaku menelpon, bahwa ia "dilabrak" oleh seseorang yang nama baiknya rusak oleh tetanggaku itu. Ya .. tetanggaku adalah si pemberi informasi. Dan yang melabrak adalah seseorang yang menjadi topik berita.
Kaget ..
Namun aku melihat kepanikan dari tetanggaku. Ia meragukanku, hingga informasi ini terbuka. Sempat terlintas satu tuduhan, bahwa aku membocorkan hal ini kepada si pelabrak. Mm .. benang kembali kusut. Siapa yang membiarkan benang ini menjadi kusut? Siapa yang membuka tabir?
Tak terjadi apa apa selain gertak sambal yang harus diterima tetanggaku. Kubiarkan hal ini mereda dengan sendiri. Beberapa hari kulewati tanpa berita lebih lanjut.
Namun dua hal yang bisa kulakukan. Membiarkan manajemen konflik menyelesaikan masalahnya sendiri. Atau aku mulai mengurutkan benang kusut itu satu persatu.
It's a simple thing though, but mostly ibu ibu cenderung mengerahkan kekuatan emosinya untuk menunjukkan kekuatannya, identity nya, dalam menyelesaikan masalah.
Emosi adalah bagian dari respon atas keterkejutan, amarah dan ketidakpenerimaan yang wajar. Namun controlling adalah hal terbaik yang bisa dilakukan untuk menjernihkan masalah dan menunjukkan integritas seseorang.
Lama kuberfikir .. hidup adalah proses belajar. Dan aku belajar bagaimana seharusnya mengontrol emosi di saat yang tidak tepat.
Aku sendiri masih bersikap biasa terhadap siapapun itu. Buatku .. tak ada teman tanpa berbuat salah. Bila kita mencari teman tanpa cela .. then you have no one in this world.
Satu kalimat bijak yang kutemui adalah "There's no mistakes that can be undone". Tak ada kesalahan yang tak bisa diperbaiki.
Kita belajar dari kesalahan .. dan kesalahan itu membuat kita saling mengenal karakter satu dengan yang lain. Selama kita mampu berfikir positif.
Well .. tergantung masalahnya apa dulu ya? he he he ..
Apa ya yang menjadi topik antar tetangga? Minimal miskomunikasi adalah hal yang terlihat jelas ketika pembicaraan itu dimulai.
Hari ini, aku mencoba untuk meluruskan masalahnya, agar kesalahpahaman itu bisa dinetralkan. Karena nampaknya si pemberi informasi mulai "trauma" atau kapok untuk berbicara yang berlebihan tentang orang lain.
Satu kalimat yang pernah kudengar .. "Bila kita tidak mengenal orang itu dengan baik, maka dengan mudah kita sanggup membicarakan hal hal yang berlebihan tentang nya. Namun bila sebaliknya .. maka kita akan lebih berhati hati untuk bertutur kata tentangnya"
Mari kita belajar setiap hari, untuk menjadi lebih baik ..
Setiap hari kita selalu belajar tentang banyak hal. Tentang hidup, tentang cinta, tentang dunia ataupun tentang diri kita sendiri. Banyak hal yang dilewati membuat pemikiran kita lebih dewasa dan matang, pun bijak menentukan langkah dan tutur kata.
Namun adakah setiap hari mampu membuat kita mengerti, bahwa belajar itu tak pernah berhenti ketika kita lulus dari bangku sekolah?
Buatku, everyday is a learning thing.
Namun .. pembelajaran itu hanya datang kepada mereka yang mau belajar, merenung dan menyimak perilaku peran kehidupan.
Kali ini aku berada di tepi bisik bisik tetangga yang sudah bukan merupakan hal baru lagi. Apa yang terjadi?
Rumit .. dan bayangan benang kusut pun menjadi gambaran di benak kita. Well .. sedikit banyak ya. Walau sebenarnya benang itu dapat di usut perlahan menjadi gulungan yang lebih baik.
Tak sedikit tetangga yang satu membisikkan sesuatu yang belum pasti kebenarannya. Istilah "masuk telinga kiri keluar telinga kanan" sudah sering kuterapkan dalam menghadapi pergaulan di lingkungan kecil. Walau terkadang ada benarnya .. but then what?
Informasi yang masuk, cukup menjadi catatan kecil di dalam buku harian tanpa perlu mengembangkannya menjadi narasi panjang serupa novel.
Namun yang terjadi beberapa hari lalu, cukup membuatku berfikir untuk mencari kebenarannya. Ini menyangkut diriku, nama baik orang lain yang juga dekat denganku dan si pemberi informasi. Tak mudah memang menerima informasi miring yang memberikan persepsi kurang baik terhadap orang lain. Namun karena, berita ini beberapa kali kudengar, dari pemberi informasi yang sama, tentang beberapa hal yang berbeda, kepada orang yang sama. Akhirnya kuputuskan untuk melakukan cross check dengan menanyakan kebenarannya kepada orang lain yang berkaitan.
Tak ada masalah pada mulanya. Segala sesuatunya berjalan dengan baik. Informasi itu mengarahkan kepada beberapa hal kebenaran dan beberapa hal yang juga berlebihan. Well .. aku sendiri tak terlalu mengambil pusing hal ini. Setidaknya aku bisa menilai masing masing peran disekitarku. Life's complicated .. but the path is away front. Keep it the right track.
Perlahan aku melupakan semuanya. Tak berminat untuk mempermasalahkan lebih jauh ..
Hingga ... tetanggaku menelpon, bahwa ia "dilabrak" oleh seseorang yang nama baiknya rusak oleh tetanggaku itu. Ya .. tetanggaku adalah si pemberi informasi. Dan yang melabrak adalah seseorang yang menjadi topik berita.
Kaget ..
Namun aku melihat kepanikan dari tetanggaku. Ia meragukanku, hingga informasi ini terbuka. Sempat terlintas satu tuduhan, bahwa aku membocorkan hal ini kepada si pelabrak. Mm .. benang kembali kusut. Siapa yang membiarkan benang ini menjadi kusut? Siapa yang membuka tabir?
Tak terjadi apa apa selain gertak sambal yang harus diterima tetanggaku. Kubiarkan hal ini mereda dengan sendiri. Beberapa hari kulewati tanpa berita lebih lanjut.
Namun dua hal yang bisa kulakukan. Membiarkan manajemen konflik menyelesaikan masalahnya sendiri. Atau aku mulai mengurutkan benang kusut itu satu persatu.
It's a simple thing though, but mostly ibu ibu cenderung mengerahkan kekuatan emosinya untuk menunjukkan kekuatannya, identity nya, dalam menyelesaikan masalah.
Emosi adalah bagian dari respon atas keterkejutan, amarah dan ketidakpenerimaan yang wajar. Namun controlling adalah hal terbaik yang bisa dilakukan untuk menjernihkan masalah dan menunjukkan integritas seseorang.
Lama kuberfikir .. hidup adalah proses belajar. Dan aku belajar bagaimana seharusnya mengontrol emosi di saat yang tidak tepat.
Aku sendiri masih bersikap biasa terhadap siapapun itu. Buatku .. tak ada teman tanpa berbuat salah. Bila kita mencari teman tanpa cela .. then you have no one in this world.
Satu kalimat bijak yang kutemui adalah "There's no mistakes that can be undone". Tak ada kesalahan yang tak bisa diperbaiki.
Kita belajar dari kesalahan .. dan kesalahan itu membuat kita saling mengenal karakter satu dengan yang lain. Selama kita mampu berfikir positif.
Well .. tergantung masalahnya apa dulu ya? he he he ..
Apa ya yang menjadi topik antar tetangga? Minimal miskomunikasi adalah hal yang terlihat jelas ketika pembicaraan itu dimulai.
Hari ini, aku mencoba untuk meluruskan masalahnya, agar kesalahpahaman itu bisa dinetralkan. Karena nampaknya si pemberi informasi mulai "trauma" atau kapok untuk berbicara yang berlebihan tentang orang lain.
Satu kalimat yang pernah kudengar .. "Bila kita tidak mengenal orang itu dengan baik, maka dengan mudah kita sanggup membicarakan hal hal yang berlebihan tentang nya. Namun bila sebaliknya .. maka kita akan lebih berhati hati untuk bertutur kata tentangnya"
Mari kita belajar setiap hari, untuk menjadi lebih baik ..
3 Fans Berat:
mari jadi manusia pembeljar....
salam kompak dari Pekanbaru :D
hehehehe lain kali pake termehek-mehek, atao orang ketiga kali mba buat nyari "kebenarannya"........just kidding!!!
yah kadang masalah jika didiamkan memang tampak selesai padahal sebenarnya tidak, dibandingkan dengan di bicarakan dan diselesaikan! paling tidak keinginan masing2 pihak jadi diketahui!!!!!
hehehehe jadi panjang ni.......
@Wisata Riau: salam kompak kembali ^.^ terimakasih sudah berkunjung
@jhoni:ha ha ha termehek mehek. Orangnya gak ilang, cuman sembunyi tangan doank. *kidding as well*
he he .. ya betul. serba salah juga kalau sama tetangga. Dibicarakan makin panjang, gak dibicarakan jadi gossip.
Tapi dibicarakan semuanya jadi cuci tangan, dibelakang ceritanya udah kayak novel.
Ha ha ha ..minimal kita tahu karakter orang. Jadi kalau peristiwa begini terulang kembali, kita bisa mengambil pelajaran dari pengalaman sebelumnya.
Bravo tetangga .. ha ha ha
Posting Komentar