Perempuan Berkalung Sorban
Sumber: 21 Cineplex
**Adalah sebuah kebetulan jika Anissa mengalami balada hidup yang memilukan. Cobaan datang kepadanya bertubi-tubi bahkan sejak masa kecil. Sebagai anak perempuan, dia selalu protes atas perlakuan tak adil sang ayah yang selalu diskriminatif.
Hasilnya, protes itu dianggap angin lalu. Pun ketika dia menikah dengan anak kiai bernama Samsudin (Reza Rahadian). Lagi-lagi malah nasib buruk yang menjadi miliknya. Bahtera rumah tangga mereka bagaikan dalam neraka. Tentu saja nasib buruk itu masih terus menghantuinya seolah tanpa akhir. Ada saja hal-hal yang membuat dirinya selalu dalam awan kelabu.
Hasilnya, protes itu dianggap angin lalu. Pun ketika dia menikah dengan anak kiai bernama Samsudin (Reza Rahadian). Lagi-lagi malah nasib buruk yang menjadi miliknya. Bahtera rumah tangga mereka bagaikan dalam neraka. Tentu saja nasib buruk itu masih terus menghantuinya seolah tanpa akhir. Ada saja hal-hal yang membuat dirinya selalu dalam awan kelabu.
Memang diperlukan hikmat untuk bisa menyerap film ini. Pasalnya, adegan-adegan yang menyiratkan aroma kekerasan disuguhkan tanpa ragu oleh sineasnya. Wajah seram itu terus-menerus ditunjukkan dengan ucapan serta perbuatan dari para pelaku yang umumnya menyuguhkan akting yang kuat.
Ada baiknya usai menyaksikan film ini untuk direnungkan sekali lagi apa pesan tersembunyi yang hendak disampaikan di sana. **
Sajian yang ditawarkan film menurutku kuat. Mengangkat fenomena perempuan yang terlahir, terdidik dan ter-budaya, dengan edukasi ketat dan disiplin lingkungan pesantren. Namun tak menutup kemungkinan, pemikiran pemikian baru dan modern, menuntut kesamaan hak antara perempuan dan pria, tumbuh dan berkembang di antara perempuan perempuan, yang tidak hanya mengikuti alur budaya yang sudah ada. Perubahan zaman, dan semangat akan melihat dunia luar yang lebih maju, lebih memberikan kesempatan, kepada kemajuan cara berfikir, cara bertutur kata, cara bertindak dan mengambil keputusan.
Inilah yang menurutku tengah diperjuangkan oleh wanita berkalung sorban. Hidup dengan latar belakang yang sudah teratur, dan kembali diatur untuk sebuah pilihan hidup yang seharusnya bukan milik siapa siapa, selain dirinya. "Pemberontakan" demi penolakan akan keteraturan itu, diungkapkan secara gamblang, namun tak kuasa untuk banyak merubah sesuatu yang sudah digariskan. Emosi diantara kekecewaan, waktu dan kepasrahan yang sudah habis, menjadi alur cerita yang naik dan turun. Namun, semangat untuk tetap memperjuangkan sebuah keinginan, kuat tersanding di hati dan pemikirannya.
Tak perduli cobaan demi cobaan, datang bertubi. Kebebasan yang terjebak dan mengikat banyak pihak. Perubahan yang tak mudah untuk disuarakan. Kehilangan yang begitu mendalam. Kemerdekaan, yang dimulai dengan fitnah dan siraman bebatuan.
Perempuan mana yang sanggup melalui tanpa keluh kesah, selain tangis yang dipendamnya dengan kepasrahan.
Adakah ini sebuah kisah nyata yang hendak diangkat oleh penulisnya?
Adakah ini hanya sebuah fiksi belaka?
Tak ubahnya seorang kartini , yang bermunculan dari beragam latar belakang, hingga ini adalah salah satunya.
Tak ada niat untuk merusak dunia yang sudah terbentuk damai. Tak ada kesan untuk mencabik cabik aturan agama yang tertulis rapi, dalam kitab kitab yang diagungkan. Tak ada pesan untuk merubah generasi berikut, menjadi lebih liar ataupun labil. Hanya semangat baru, menghidupkan jiwa perempuan perempuan dimana pun kalian berada. Bahwa .. perempuan bisa menjadi hebat dan besar oleh semangat belajar yang tak pernah pupus, karena keterbatasan.
Perempuan bisa bersuara ..
Perempuan bisa menuliskan isi hatinya
Perempuan bisa mengatakan penolakannya
Perempuan bisa memilih ..
Perempuan bisa tegak berdiri tanpa ketergantuan
Perempuan bisa meraih impiannya
Perempuan berhak atas kesamaan tanpa melawan kodratnya
Namun sebuah perubahan tak bisa terjadi sesaat, semua butuh waktu dan proses, penerimaan serta penyesuaian. Biarkan waktu yang membuka tabir.
Semoga film film penyemangat perempuan Indonesia, bisa terus ada dan berkembang, hingga memberikan ide baru bagi kemajuan perempuan Indonesia.
Sajian yang ditawarkan film menurutku kuat. Mengangkat fenomena perempuan yang terlahir, terdidik dan ter-budaya, dengan edukasi ketat dan disiplin lingkungan pesantren. Namun tak menutup kemungkinan, pemikiran pemikian baru dan modern, menuntut kesamaan hak antara perempuan dan pria, tumbuh dan berkembang di antara perempuan perempuan, yang tidak hanya mengikuti alur budaya yang sudah ada. Perubahan zaman, dan semangat akan melihat dunia luar yang lebih maju, lebih memberikan kesempatan, kepada kemajuan cara berfikir, cara bertutur kata, cara bertindak dan mengambil keputusan.
Inilah yang menurutku tengah diperjuangkan oleh wanita berkalung sorban. Hidup dengan latar belakang yang sudah teratur, dan kembali diatur untuk sebuah pilihan hidup yang seharusnya bukan milik siapa siapa, selain dirinya. "Pemberontakan" demi penolakan akan keteraturan itu, diungkapkan secara gamblang, namun tak kuasa untuk banyak merubah sesuatu yang sudah digariskan. Emosi diantara kekecewaan, waktu dan kepasrahan yang sudah habis, menjadi alur cerita yang naik dan turun. Namun, semangat untuk tetap memperjuangkan sebuah keinginan, kuat tersanding di hati dan pemikirannya.
Tak perduli cobaan demi cobaan, datang bertubi. Kebebasan yang terjebak dan mengikat banyak pihak. Perubahan yang tak mudah untuk disuarakan. Kehilangan yang begitu mendalam. Kemerdekaan, yang dimulai dengan fitnah dan siraman bebatuan.
Perempuan mana yang sanggup melalui tanpa keluh kesah, selain tangis yang dipendamnya dengan kepasrahan.
Adakah ini sebuah kisah nyata yang hendak diangkat oleh penulisnya?
Adakah ini hanya sebuah fiksi belaka?
Tak ubahnya seorang kartini , yang bermunculan dari beragam latar belakang, hingga ini adalah salah satunya.
Tak ada niat untuk merusak dunia yang sudah terbentuk damai. Tak ada kesan untuk mencabik cabik aturan agama yang tertulis rapi, dalam kitab kitab yang diagungkan. Tak ada pesan untuk merubah generasi berikut, menjadi lebih liar ataupun labil. Hanya semangat baru, menghidupkan jiwa perempuan perempuan dimana pun kalian berada. Bahwa .. perempuan bisa menjadi hebat dan besar oleh semangat belajar yang tak pernah pupus, karena keterbatasan.
Perempuan bisa bersuara ..
Perempuan bisa menuliskan isi hatinya
Perempuan bisa mengatakan penolakannya
Perempuan bisa memilih ..
Perempuan bisa tegak berdiri tanpa ketergantuan
Perempuan bisa meraih impiannya
Perempuan berhak atas kesamaan tanpa melawan kodratnya
Namun sebuah perubahan tak bisa terjadi sesaat, semua butuh waktu dan proses, penerimaan serta penyesuaian. Biarkan waktu yang membuka tabir.
Semoga film film penyemangat perempuan Indonesia, bisa terus ada dan berkembang, hingga memberikan ide baru bagi kemajuan perempuan Indonesia.
5 Fans Berat:
Temanku yg sabtu kemaren nonton film ini di Solo juga bilang bagus kok.
Jadi pengen nonton juga....
Tapi nunggu film itu sampe madiun masih lama... banget.
Ya sabar aja deh nunggunya *senyum yang dipaksakan*
@Mbak Reni:
He he iya Mbak .. nanti jangan lupa posting ya .. di blognya
:(
mama kuyus, daku jadi terharu neh..
secara hidupku penuh kesedihan..
*mlamun mode on*
@Dhe:
Tetap semangat ya dhe ...
bagus banget ne film..wajib tonton terutama buat perempuan
Posting Komentar