Gambar diambil di sini
Buku, menjadi sumber ilmu . Sumber pengetahuan dan jawaban untuk banyak pertanyaan. Buku, adalah jendela dunia. Dengan buku, banyak hal bisa kita pelajari, kita lihat, kita bayangkan, kita temui dan kita ciptakan.
Bahkan Google pun membuka layanan baru. Google Book Search. Tidak hanya buku-buku berbahasa Inggris, di sini Anda juga bisa membaca buku-buku berbahasa Indonesia terbitan Elex Media, Mizan, dll yang biasa Anda jumpai di toko buku Gramedia.
Untuk menggunakannya cukup mudah, sama persis dengan penggunakan search engine Google. Anda tinggal mengetikkan kata kunci dari buku yang ingin Anda cari. Setelah itu jika ketemu klik aja judul bukunya. Maka Anda bisa segera membaca isi buku tersebut. Tentu saja tidak semua halaman dari buku yang Anda cari dapat Anda baca secara online. Tapi sudah lebih dari cukup kalau Anda sekedar ingin mengetahui isinya.
Bahkan Google pun membuka layanan baru. Google Book Search. Tidak hanya buku-buku berbahasa Inggris, di sini Anda juga bisa membaca buku-buku berbahasa Indonesia terbitan Elex Media, Mizan, dll yang biasa Anda jumpai di toko buku Gramedia.
Untuk menggunakannya cukup mudah, sama persis dengan penggunakan search engine Google. Anda tinggal mengetikkan kata kunci dari buku yang ingin Anda cari. Setelah itu jika ketemu klik aja judul bukunya. Maka Anda bisa segera membaca isi buku tersebut. Tentu saja tidak semua halaman dari buku yang Anda cari dapat Anda baca secara online. Tapi sudah lebih dari cukup kalau Anda sekedar ingin mengetahui isinya.
Dulu, kegemaranku memang membaca buku. Salah satunya adalah novel, karena daya imajinasiku ingin menjadi penulis suatu hari nanti.
Buku juga membuka kecintaanku pada dunia astronomi nan megah dan maha karya ciptaan Tuhan. Beberapa buku hingga klipping koran menjadi incaran terutama ketika melihat beberapa koran bekas.
Sekarang buku banyak bertebaran, dengan berbagai variasi, versi dan juga gaya bicara. Buku begitu mudah dicari, namun, minat untuk memulai ketertarikan perlahan turun. Digantikan dengan media tivi yang lebih mudah dicerna dan diserap.
(Baca: Kenapa orang Indonesia tak suka baca)
Sekarang buku banyak bertebaran, dengan berbagai variasi, versi dan juga gaya bicara. Buku begitu mudah dicari, namun, minat untuk memulai ketertarikan perlahan turun. Digantikan dengan media tivi yang lebih mudah dicerna dan diserap.
(Baca: Kenapa orang Indonesia tak suka baca)
Informasi sangat terbuka, hingga banyak asupan pengetahuan lebih gampang diterima. Namun, adakah budaya membaca kian tenggelam?
Bagaimana kiranya memulai itu semua kembali seperti dulu? Pertanyaan yang bagus untuk diriku sendiri, mengingat aku juga mulai meninggalkan kebiasaan membaca, selain membaca buku buku komputer kesukaanku.
Tabiat membaca memang bisa dimulai dari hobby atau kesukaan. Yang suka memasak, bisa memulainya dari membaca resep resep masakan, hingga kandungan gizi yang terserap didalamnya. Cara penyajiannya, hingga budaya bangsa bangsa terhadap aneka makanan yang beraneka ragam. Yang tertarik dengan dunia pertanian atau perikanan bisa memulai dengan dunianya masing masing. Mulai dari sekedar membahas keingintahuan akan satu budidaya tertentu hingga merambah kepada minat untuk pengembangannya.
Bagaimana kiranya memulai itu semua kembali seperti dulu? Pertanyaan yang bagus untuk diriku sendiri, mengingat aku juga mulai meninggalkan kebiasaan membaca, selain membaca buku buku komputer kesukaanku.
Tabiat membaca memang bisa dimulai dari hobby atau kesukaan. Yang suka memasak, bisa memulainya dari membaca resep resep masakan, hingga kandungan gizi yang terserap didalamnya. Cara penyajiannya, hingga budaya bangsa bangsa terhadap aneka makanan yang beraneka ragam. Yang tertarik dengan dunia pertanian atau perikanan bisa memulai dengan dunianya masing masing. Mulai dari sekedar membahas keingintahuan akan satu budidaya tertentu hingga merambah kepada minat untuk pengembangannya.
Lalu aku?
Akhir akhir ini, Aku mulai tertarik dengan dunia komputer, walau tak sedalam ilmu pemrograman. Dunia fotografi dan juga ilmu menulis. Namun hasrat untuk memulai, selalu tertunda dengan keinginan atau ambisi yang lebih besar. Sampai sampai sesuatu yang essensial dan penting menjadi tertunda dan hilang begitu saja.
Poin poin mendasar sangat berarti dalam menentukan keinginan kita mencapai sesuatu. Mungkin kah bisa dimulai dari ide ide pertama, tentang apa yang ingin dilakukan. Atau berbagi dengan teman hingga kita tertarik untuk bisa mempelajarinya lebih mendalam.
Tiba tiba yang kedua ini timbul begitu saja, setelah begitu lama sempat datang dan pergi lalu tenggelam. Ya, keinginan berbagi. Keinginan untuk bisa mengajarkan ilmu yang kita miliki kepada mereka yang mungkin belum menemukan ketertarikan di dunianya. Keinginan untuk saling mengisi hingga apa yang menjadi satu, bisa menjadi dua .. tiga .. hingga lebih banyak.
Buku ..
Bisa menjadi sejuta inspirasi bagiku. Semua aktivitas bisa pergi dan menjadi tak berarti ketika buku buku itu menggodaku dengan banyak kejutan didalamnya.
Adakah teman teman yang suka berbagi cerita tentang buku buku yang dibacanya? Tentu banyak! Salah satunya di sini, dan di sini yang dengan apik menceritakan ulasan kisah dan analisanya.
Salah satu komunitas yang mengangkat buku sebagai sarana bacaan, diyakini mampu secara bersama menyediakan akses pada bacaan berkualitas bagi anak-anak yang kurang beruntung, adalah Komunitas 1001 Buku. Di galang dari sejumlah relawan, mengumpulkan buku buku bacaan, komik dan pengetahuan untuk disebarkan ke beberapa taman bacaan ke seluruh Indonesia. Siapa pun yang berminat dapat ikut bergabung menyumbangkan tenaga dan pemikirannya, melalui milis yang disertakan atau aktif dalam kegiatan kegiatannya.
Selain itu, terdapat pula TBA. Kutu Buku, yang dikelola untuk menumbuhkan minat baca pada anak. Menjadi pembaca setia dengan berbagai aktivitas menarik demi merangsang kecintaan anak anak pada buku.
Mm .. rupanya tanpa disadari, beberapa gerakan memasyarakatkan buku bacaan kepada anak anak sebagai generasi dini sudah dirambah banyak aktivis aktivis di Indonesia, seperti yang satu ini. Jendela dunia lebih terbuka dengan berbagai kemudahan yang lebih dekat.
Lalu kapan anda memulai menggerakkan diri anda untuk lebih dekat dengan buku yang anda miliki?
Ter inspirasi oleh tulisan salah satu blog di sini, tergerak hati untuk turut menghidupkan taman taman bacaan. Menggerakkan anak anak untuk setia membaca dan berbagi dengan teman teman lainnya dalam ilmu pengetahuan.
Akhir akhir ini, Aku mulai tertarik dengan dunia komputer, walau tak sedalam ilmu pemrograman. Dunia fotografi dan juga ilmu menulis. Namun hasrat untuk memulai, selalu tertunda dengan keinginan atau ambisi yang lebih besar. Sampai sampai sesuatu yang essensial dan penting menjadi tertunda dan hilang begitu saja.
Poin poin mendasar sangat berarti dalam menentukan keinginan kita mencapai sesuatu. Mungkin kah bisa dimulai dari ide ide pertama, tentang apa yang ingin dilakukan. Atau berbagi dengan teman hingga kita tertarik untuk bisa mempelajarinya lebih mendalam.
Tiba tiba yang kedua ini timbul begitu saja, setelah begitu lama sempat datang dan pergi lalu tenggelam. Ya, keinginan berbagi. Keinginan untuk bisa mengajarkan ilmu yang kita miliki kepada mereka yang mungkin belum menemukan ketertarikan di dunianya. Keinginan untuk saling mengisi hingga apa yang menjadi satu, bisa menjadi dua .. tiga .. hingga lebih banyak.
Buku ..
Bisa menjadi sejuta inspirasi bagiku. Semua aktivitas bisa pergi dan menjadi tak berarti ketika buku buku itu menggodaku dengan banyak kejutan didalamnya.
Adakah teman teman yang suka berbagi cerita tentang buku buku yang dibacanya? Tentu banyak! Salah satunya di sini, dan di sini yang dengan apik menceritakan ulasan kisah dan analisanya.
Salah satu komunitas yang mengangkat buku sebagai sarana bacaan, diyakini mampu secara bersama menyediakan akses pada bacaan berkualitas bagi anak-anak yang kurang beruntung, adalah Komunitas 1001 Buku. Di galang dari sejumlah relawan, mengumpulkan buku buku bacaan, komik dan pengetahuan untuk disebarkan ke beberapa taman bacaan ke seluruh Indonesia. Siapa pun yang berminat dapat ikut bergabung menyumbangkan tenaga dan pemikirannya, melalui milis yang disertakan atau aktif dalam kegiatan kegiatannya.
Selain itu, terdapat pula TBA. Kutu Buku, yang dikelola untuk menumbuhkan minat baca pada anak. Menjadi pembaca setia dengan berbagai aktivitas menarik demi merangsang kecintaan anak anak pada buku.
Mm .. rupanya tanpa disadari, beberapa gerakan memasyarakatkan buku bacaan kepada anak anak sebagai generasi dini sudah dirambah banyak aktivis aktivis di Indonesia, seperti yang satu ini. Jendela dunia lebih terbuka dengan berbagai kemudahan yang lebih dekat.
Lalu kapan anda memulai menggerakkan diri anda untuk lebih dekat dengan buku yang anda miliki?
Ter inspirasi oleh tulisan salah satu blog di sini, tergerak hati untuk turut menghidupkan taman taman bacaan. Menggerakkan anak anak untuk setia membaca dan berbagi dengan teman teman lainnya dalam ilmu pengetahuan.
3 Fans Berat:
Setuju sekali.. Buku (tulisan) emang menjadi alat agar kita bisa mendapatkan segala sesuatu.. pokoknya banyak bangets manfaatnya.. tapi masih banyak orang yang jarang dan ga suka baca-baca, setidaknya baca koran/majalah bekas punya teman..hehehe
Salam Dahsyat
@Mas Iwan ..
Salam dasyat juga .. he he
Hebat..., untuk bahan tulisan mbak kuyus gak segan untuk cari bahan-2 yang terkait, jadi tulisannya lebih kaya. Kalo aku sih..., males banget. Maunya nulis cuma berdasar pada sudut pandang aku saja...
Tapi lain kali aku akan coba untuk lebih semangat seperti mbak kuyus ah.
Posting Komentar