2009_12_31 Tour of Jogja - Day2 (Gn. Merapi)

Teng pukul 05.00 pagi sehabis shubuh, kami berangkat menuju kaki Gn. Merapi untuk meliput matahari terbit. Pak Yoyok menjemput kami dengan kecepatan kendaraan cukup tinggi. 15 menit saja kami sudah mendekati Monumen Jogja Kembali.


Gn. Merapi terlihat di sepanjang perjalanan. Langit biru cerah, membuat semangat untuk memotret begitu tinggi. Pak Yoyok bilang, Gn. Merapi terlihat cantik ketika lahar kemerahan turun dari lerengnya. Dan itu terlihat dari perumahan penduduk, sekalipun itu tidak bersifat membahayakan.


Pak Yoyok masih terus ngebut. Sisi kiri kanan jalan dipadati oleh sawah, pepohonan dan perumahan penduduk. Dengan halusnya Pak Yoyok memutar kemudi dengan baik. Jam terbangnya, ditunjukkan nya dengan kemudahannya mengendarai kendaraan tanpa membuat penumpang pusing.


Sebulan 3x ia mengantar tamu ke Jakarta. Terkadang pula ke Medan, begitu ungkapnya. Tak disadarinya ketika ia harus kembali dari Medan menuju Jogja, dengan kendaraan perusahaan melewati sisi hutan tengah malam di Sumatera. Rasa deg deg an itu menghantui juga, cerita Pak Yoyok.


Kami sudah tiba di jln Raya Kaliurang. Matahari sudah terang membuka hari ... tak apalah ..
Ternyata menuju ke Lereng Gn. Merapi jauh juga ya? .. jalan lurus, berliku, membelok dan lurus kembali. Alur kendaraan tak begitu ramai. Sesekali hilir mudik atau beriringan dengan kendaraan lain, kami temui.
05.25 am.


Aku tak segan segannya menuji keindahan Gn. Merapi. Indah .. bersih tanpa awan, sekalipun kami tak bisa menangkap detik detik matahari terbit. Ia terlihat megah, biru dan sangat rupawan dengan lekuk lekuk lerengnya yang sebagian landai.


Matahari mulai mengintip di sisi kanan jalan. Warnanya kekuningan sedikit tersapu awan. Kami terus menapaki lerengnya. Pak Yoyok bercerita, bila lahar turun, alirannya telah dipersiapkan menuju ke laut. Melewati sungai yang membelh kota Jogja. Cantik sekali membayangkannya .. sekaligus ngeri melihat panasnya ..


Mbah Marijan masih disana, ungkap Pak Yoyok. Menjaga Gn. Merapi.
Seandainya kita ingin bersilahturahmi, dan berfoto bersama, Mbah Marijan membuka dirinya untuk pengunjung.


Pukul 06.35, kami memasuki gerbang wisata Gn. Merapi. Jalannya panjang juga, menanjak dan beberapa meliuk. Terlihat sinar matahari di sisi kanan gunung dan pepohonan. Cantik sekali .. langit masih biru di arah selatan.


Akhirnya, kami menapaki kaki di tanah tanah Merapi .. rasanya seperti menginjakkan kaki di Bulan *lebai*. Udara masih terasa dingin dingin, hangat oleh matahari. Langit bersih dan membiru. Awan terlihat berkumpul di sisi lain. Dan puncak merapi begitu dekat di intip di balik pepohonan.


Aku dan suami mulai mengambil beberapa gambar dari sudut yang berbeda. Tak ada jalan yang diperuntukkan menuju ke sana. Hanya tanah tanah yang bercampur batu batu kecil, disekitarnya. Aku terus menaikinya, walau takut terpeleset. Sudah lama gak naik gunung .. rasanya kok gak gesit lagi ya? He he he ..


Semakin dekat menuju hamparan tanah bebatuan yang lebih luas. Suara suara di kejauhan nampak pemuda pemuda berjaket berkumpul disana. Berjalan mendekati sisi Merapi yang berbeda. Mungkin lah mereka ingin mengabadikan Merapi juga?
Tapi .. tak hanya aku dan suami yang berada disana menggenggam kamera. Seorang pemotret lain juga hadir disana dengan teman wanitanya, menggunakan tripod, asyik melakukan shoot.


Mm .. pagi itu begitu indah ..
Merapi terlihat cantik dengan gumpalan asap yang keluar dari puncaknya. Klik di sini untuk kumpulan foto fotonya.
Beberapa pekerja wanita memakai baju tebal pun lewat mendorong gerobak. Kelihatannya mereka hendak menyambit rerumputan yang tumbuh liar disana. Tawa dan canda mereka menyejukkan suasana. Namun mereka enggan difoto. Tak ada uang, tak ada foto .. ujarnya sembari berlari lari menutupi wajahnya. "Jangan difoto .. malu" sapa seorang ibu dengan sopannya.


Wew .. kenapa begitu ya?
Apa ada kisah sebelumnya, hingga ibu ibu ini tak ingin difoto?


Anyway .. kami terus mencuri curi sosok mereka yang menyambit rumput. Walau tak banyak dan tak berhasil mengungkap mimik mukanya yang serius .. akhirnya kami mengalihkan "sasaran tembak" ke arah yang lain.


07.45 am.
Akhirnya kami mencari sarapan. Ohya .. tadi kami melewati banker. Itu tempat perlidungan bawah tanah. Suamiku mengajak untuk melihat. Tapi .. hiii .. aku ngeri. Teringat kisah ketika dulu Merapi menjadi topik headline, ada 2 pemuda yang menjadi korban akibat wedus gembel yang mengalirkan hawa panas. Dan pemuda yang bersembunyi di banker pun akhirnya tak kuasa menahan panas ..


Cukup sudah liputan Merapi cantik pagi itu. Tepat 07.30 pagi, kami berbenah menuruni jalan bebatuan. Udara masih dingin dan sejuk .. aku mulai terasa lapar.
Entah berapa banyak jumlah foto yang kukumpulkan tadi. Tapi hasilnya .. okelah .. ha ha ha
07.55 am.

7 Fans Berat:

SemutGeni.Net mengatakan...

PERTAMAX!!!

SemutGeni.Net mengatakan...

kemaren pas ke jogja sayang ga ke gunung merapi ... hiks

pedahal plan pengen liat keindahan gunung berapi

Cerita Inspirasi mengatakan...

merapi memang cantik.. ^^ aku selalu melihatnya setiap pagi di jendela kamarku..

mila mengatakan...

Ih mamih ga ngajak2 *geleng-geleng sambil cemberut*

Cipu mengatakan...

Sudah berkali-kali ke Yogya, ga pernah menikmati Merapi dari dekat. hehehe. Jadi malu ...

sewa mobil murah mengatakan...

wow amazing
ntar kalo pas liburan aku mau kesana

sewa mobil mengatakan...

nice info