Hiatus??
Hampir saja ..
Ups ...kemana saja diriku .. hingga blog nya terbengkalai beberapa hari ..
He he *sambil nyengir* .. aku sedang asyik belajar foto nich, dan meng-uploadnya di blog. Foto adalah frame bergambar tentang apa saja yang bisa diabadikan sebagai tanda kenang kenangan, sebagai gambaran masa dan waktu, sebagai wujud rasa kangen dan cinta, sebagai simbol kekaguman dan keindahan, serta masih banyak lagi.
Yang dipelajari di foto? Banyak banget. He he .. aku juga masih belajar. Tapi boleh lah aku share beberapa yang kuketahui.
Mengutip pesan dari seorang photographer ternama *lupa siapa namanya* .. seorang photographer yang baik adalah yang bisa membuat gambar biasa menjadi foto yang luar biasa. Syukur syukur bisa mendecakkan kagum. Baik dari sisi sudut pengambilan gembarnya atau pencahayaannya, bahkan pesan dan seni yang ingin disampaikan.
Untuk bisa menjadi fotographer yang baik, diperlukan frekwensi latihan yang banyak. Sama seperti penulis, seorang penulis yang baik, adalah yang bisa mengangkat satu cerita biasa menjadi satu karya yang yang luar biasa. Baik dari penataan tulisannya, sudut cerita yang ingin diangkat, tampilannya, karakter dan pesan yang ingin disampaikan.
Jadi apa perbedaan kedua? Media ..
Kalau photographer, media yang diangkat berupa photo. Sementara penulis adalah tulisannya. Bisa dibayangkan bila keduanya berjalan dengan serasi. Alangkah perpaduan yang romantis ..
Flash back sedikit ..
Dulu ketika aku dan suami jalan ke Taman Ismail Marzuki, yang notabene banyak senimannya. Kami menemukan satu photographer bolak balik mem-foto botol minuman dari segala posisi en penjuru. Igh ... orang gila nich, .. gitu fikir kami. Ngapain botol minuman di foto foto, pake acara bolak balik dan itu itu saja lagi ..
Setelah sekarang asyik mengutak atik foto, rupanya kami juga melakukan hal yang sama. Ketawa dech .. kalau mengenang itu semua. Rupanya dalam pengambilan foto itu, dipergunakan permainan aperture/bukaan lensa, shutter speed/kecepatan, ISO/ASA. Semuanya bertujuan untuk memainkan cahaya, objek dan latar belakang.
Buat yang ingin tahu apa itu perbedaannya, bisa klik di sini dan di sini.
Aperture
Hampir saja ..
Ups ...kemana saja diriku .. hingga blog nya terbengkalai beberapa hari ..
He he *sambil nyengir* .. aku sedang asyik belajar foto nich, dan meng-uploadnya di blog. Foto adalah frame bergambar tentang apa saja yang bisa diabadikan sebagai tanda kenang kenangan, sebagai gambaran masa dan waktu, sebagai wujud rasa kangen dan cinta, sebagai simbol kekaguman dan keindahan, serta masih banyak lagi.
Yang dipelajari di foto? Banyak banget. He he .. aku juga masih belajar. Tapi boleh lah aku share beberapa yang kuketahui.
Mengutip pesan dari seorang photographer ternama *lupa siapa namanya* .. seorang photographer yang baik adalah yang bisa membuat gambar biasa menjadi foto yang luar biasa. Syukur syukur bisa mendecakkan kagum. Baik dari sisi sudut pengambilan gembarnya atau pencahayaannya, bahkan pesan dan seni yang ingin disampaikan.
Untuk bisa menjadi fotographer yang baik, diperlukan frekwensi latihan yang banyak. Sama seperti penulis, seorang penulis yang baik, adalah yang bisa mengangkat satu cerita biasa menjadi satu karya yang yang luar biasa. Baik dari penataan tulisannya, sudut cerita yang ingin diangkat, tampilannya, karakter dan pesan yang ingin disampaikan.
Jadi apa perbedaan kedua? Media ..
Kalau photographer, media yang diangkat berupa photo. Sementara penulis adalah tulisannya. Bisa dibayangkan bila keduanya berjalan dengan serasi. Alangkah perpaduan yang romantis ..
Flash back sedikit ..
Dulu ketika aku dan suami jalan ke Taman Ismail Marzuki, yang notabene banyak senimannya. Kami menemukan satu photographer bolak balik mem-foto botol minuman dari segala posisi en penjuru. Igh ... orang gila nich, .. gitu fikir kami. Ngapain botol minuman di foto foto, pake acara bolak balik dan itu itu saja lagi ..
Setelah sekarang asyik mengutak atik foto, rupanya kami juga melakukan hal yang sama. Ketawa dech .. kalau mengenang itu semua. Rupanya dalam pengambilan foto itu, dipergunakan permainan aperture/bukaan lensa, shutter speed/kecepatan, ISO/ASA. Semuanya bertujuan untuk memainkan cahaya, objek dan latar belakang.
Buat yang ingin tahu apa itu perbedaannya, bisa klik di sini dan di sini.
Aperture
Atau yang sering juga disebut dengan difragma atau bukaan lensa adalah berfungsi untuk mengatur seberapa besar lensa akan terbuka. Fungsi ini lebih tepatnya terletak pada lensa. Logikanya, semakin besar bukaannya, maka akan semakin banyak cahaya yang akan masuk. Seperti sebuah kran air. Semakin besar kita buka keran tersebut maka akan semakin banyak air yang akan keluar.
Penulisan Aperture yang benar adalah f/x. Sehingga apabila dikatakan nilai Aperture-nya adalah 5.6, maka penulisan yang benar adalah f/5.6. Jadi jangan bingung apabila ada yang bilang bahwa bukaan lensa 2.8 lebih besar dari bukaan lensa 5.6. Karena kalau secara penulisan matematisnya memang benar khan? (f/2.8>f/5.6) Tapi kebanyakan kita malas untuk bilang f/2.8 atau f/5.6, karena kita orangnya simpel sih…
Shutter Speed
Atau yang biasa disebut juga dengan speed atau kecepatan rana bertugas untuk mengatur berapa lama mirror terbuka lalu menutup kembali untuk membatasi berapa banyak cahaya yang akan masuk. Seperti teori keran, apabila kita membuka keran terlalu lama, maka wadah penampung air tadi akan kelebihan sehingga akan meleber keluar. Kalau dalam kasus fotografi, medium akan terbakar.
Efek Samping dari Shutter Speed
Seperti berpacaran yang memiliki efek samping, seperti sulit melirik wanita/pria lain, begitu juga dengan shutter speed. Semakin cepat shutter speed, maka akan gambar akan semakin terlihat diam (freeze). Dan sebaliknya, apabila speed terlalu lamban gambar akan terlihat blur dikarenakan gerakan yang terlalu cepat, sehingga objek terlihat bergerak sangat cepat.
Penulisan shutter speed yang benar adalah 1/x. Sehingga apabila dikatakan bahwa sebuah foto menggunkanan speed 60, maka penulisannya yang benar adalah 1/60 detik. Jadi jangan bingung kalau dikatakan bahwa speed 60 lebih cepat dibandingkan 30. Karena secara penulisan matematis memang begitu khan?
ISO atau ASA
Adalah tingkat sensitifitas medium dalam menerima cahaya. Semakin tinggi nilainya, maka akan semakin tingkat sensitifitasnya. Artinya, apabila kita merubah nilai ISO atau ASA ini menjadi lebih tinggi, sedangkan aperture dan speednya tidak diubah, maka medium akan menerima cahaya lebih banyak. Dan sebaliknya.
Efek Samping ISO atau ASA
ISO adalah tingkat sensitifitas sensor (medium), sedangkan ASA adalah tingkat sensitifitas film (medium), jadi perbedaannya hanya dimediumnya saja. Tapi logikanya sama. Kecuali efek sampingnya. Dimana apabila menggunakan film ASA tinggi, maka gambar akan terlihat grainy (berbentuk titik kecil namun banyak). Sedangkan penggunaan ISO tinggi akan menghasilkan noise (seperti bentuk cacing namun banyak). Sedikit aja udah geli apalagi banyak =)
ISO tinggi membuat sensor makin peka cahaya. Jadi bisa mempercepat waktu merekam gambar. Atau kita bisa memotret dengan speed tinggi.
** dikutip dari sini
Sambil mengasah ketiga hal diatas, aku juga mengasah sudut pengambilan gambarnya. Atau biasa disebut "angle". Foto yang biasa akan terlihat menarik, bila diambil dari sudut yang berbeda, dan artistik. Sesuatu yang berbeda, sedikit nyentrik akan menampilkan gambaran yang segar dimata penikmatnya.
Hasil foto foto itu pun, akhirnya ku "album" kan di sini. Sambil mengangkat frame frame lama yang terlewat begitu saja, beberapa foto shoot yang tidak punya rangkaian cerita, alias hasil coba coba shoot sana sini .. ku gabungkan dalam satu cerita. Semoga bisa berbagi dan dinikmati siapa saja.
Penulisan Aperture yang benar adalah f/x. Sehingga apabila dikatakan nilai Aperture-nya adalah 5.6, maka penulisan yang benar adalah f/5.6. Jadi jangan bingung apabila ada yang bilang bahwa bukaan lensa 2.8 lebih besar dari bukaan lensa 5.6. Karena kalau secara penulisan matematisnya memang benar khan? (f/2.8>f/5.6) Tapi kebanyakan kita malas untuk bilang f/2.8 atau f/5.6, karena kita orangnya simpel sih…
Shutter Speed
Atau yang biasa disebut juga dengan speed atau kecepatan rana bertugas untuk mengatur berapa lama mirror terbuka lalu menutup kembali untuk membatasi berapa banyak cahaya yang akan masuk. Seperti teori keran, apabila kita membuka keran terlalu lama, maka wadah penampung air tadi akan kelebihan sehingga akan meleber keluar. Kalau dalam kasus fotografi, medium akan terbakar.
Efek Samping dari Shutter Speed
Seperti berpacaran yang memiliki efek samping, seperti sulit melirik wanita/pria lain, begitu juga dengan shutter speed. Semakin cepat shutter speed, maka akan gambar akan semakin terlihat diam (freeze). Dan sebaliknya, apabila speed terlalu lamban gambar akan terlihat blur dikarenakan gerakan yang terlalu cepat, sehingga objek terlihat bergerak sangat cepat.
Penulisan shutter speed yang benar adalah 1/x. Sehingga apabila dikatakan bahwa sebuah foto menggunkanan speed 60, maka penulisannya yang benar adalah 1/60 detik. Jadi jangan bingung kalau dikatakan bahwa speed 60 lebih cepat dibandingkan 30. Karena secara penulisan matematis memang begitu khan?
ISO atau ASA
Adalah tingkat sensitifitas medium dalam menerima cahaya. Semakin tinggi nilainya, maka akan semakin tingkat sensitifitasnya. Artinya, apabila kita merubah nilai ISO atau ASA ini menjadi lebih tinggi, sedangkan aperture dan speednya tidak diubah, maka medium akan menerima cahaya lebih banyak. Dan sebaliknya.
Efek Samping ISO atau ASA
ISO adalah tingkat sensitifitas sensor (medium), sedangkan ASA adalah tingkat sensitifitas film (medium), jadi perbedaannya hanya dimediumnya saja. Tapi logikanya sama. Kecuali efek sampingnya. Dimana apabila menggunakan film ASA tinggi, maka gambar akan terlihat grainy (berbentuk titik kecil namun banyak). Sedangkan penggunaan ISO tinggi akan menghasilkan noise (seperti bentuk cacing namun banyak). Sedikit aja udah geli apalagi banyak =)
ISO tinggi membuat sensor makin peka cahaya. Jadi bisa mempercepat waktu merekam gambar. Atau kita bisa memotret dengan speed tinggi.
** dikutip dari sini
Sambil mengasah ketiga hal diatas, aku juga mengasah sudut pengambilan gambarnya. Atau biasa disebut "angle". Foto yang biasa akan terlihat menarik, bila diambil dari sudut yang berbeda, dan artistik. Sesuatu yang berbeda, sedikit nyentrik akan menampilkan gambaran yang segar dimata penikmatnya.
Hasil foto foto itu pun, akhirnya ku "album" kan di sini. Sambil mengangkat frame frame lama yang terlewat begitu saja, beberapa foto shoot yang tidak punya rangkaian cerita, alias hasil coba coba shoot sana sini .. ku gabungkan dalam satu cerita. Semoga bisa berbagi dan dinikmati siapa saja.
4 Fans Berat:
wah... wah.. jadi fotografer nih sekarang, btw foto senjanya eh bener ya itu senja, keren kok... pencahayaannya tepat untuk sebuah suasana senja... sudutnya pas... (*weleh sok ahli nih aku xi xi xi)
hebat mbak, ternyata tau banyak ttg perpotoan, aku irii, aku ndak bisa apa-apa :(
@Mas komen: he he masih belajar nich mas. mostly belajar dari tutorial di internet juga. Ya sharing ilmu juga sama teman teman, biar kita terpacu mengetahui banyak hal .. ^.^
@Dunia polar: he he ayoo semangat. tiap orang khan punya kelebihan dan keunikannya masing masing ... ^.^
Makin jago aja nih dalam photography.. Saluuutt..!!
Maju terus mbak.. semangat ya ..?
Posting Komentar