Gambar diambil di sini
Langkah langkah tertatih perlahan
Terseok seok oleh sandal tipis dan kian usang
Sementara bahumu memanggul seberat dagangan
Yang kau harapkan kelak menghasilkan sejumlah uang
Mata tua itu tertengadah melihat matahari yang silau ..
Agh .. siang begitu terik!
Dan terduduklah sejenak sembari menghela nafas panjangmu yang kecapaian ..
Urat urat yang menonjol, membelalak di kaki kaki hitam yang kurus ..
Dan kuku kaki yang hitam oleh debu debu pasir yang menghinggapi ..
Sejenak tangan renta itu membasuh peluh yang bergumul di kening ..
Dan kibas kibas koran pun berulang terarah ke dadanya ..
Mm .. matanya tertutup menikmati hembusan angin yang terasa sejuk ..
Dan kekuatan itu hadir sedikit demi sedikit ..
Tak ada hari harimu dengan menawarkan tangan tangan untuk meminta ..
Memohon belas kasih untuk beberapa lembar uang seribuan ..
Yang ada hanyalah, rizki yang belum tersampaikan oleh malaikat malaikat yang dikirim Tuhan ..
Karena masih banyak seribu lebih yang membutuhkan dari dirinya ..
Lelaki tua itu sabar menanti giliran ..
Dengan satu keyakinan, malaikatnya akan tiba dengan senyum sadaqah ..
Dengan satu bahasa yang menyapanya ..
Tanpa perlu merasa menjauh, oleh aroma tubuhnya ..
Tanpa perlu merasa kasihan, karena usianya ..
Lelaki tua itu sabar mengingat jalan setapak yang ditempuhnya ..
Dimana esok ia khan kembali melewatinya ..
Dengan butiran dzikir yang diucapkannya tanpa henti ..
Dengan keteduhan yang ia rasakan membawanya kembali pulang ..
Walau tanpa disadari, sesosok manusia mengamatinya dengan kagum ..
Dengan satu rasa hormat akan kegigihan seorang lelaki renta ..
Yang siap berjuang di tengah ketidakpastian akan hari ini dan esok
Dengan satu kisah hidup yang sarat makna tanpa pernah mengumbar keluh kesah
Walau tanpa disadari, sebutir pengalaman hidup tengah ia bagikan kepada sesamanya
Satu coretan penting tentang perjuangan dan usaha ditengah kekurangan dan keterpurukan
Satu rasa syukur yang ia perlihatkan tanpa perlu menjadi lebih dari yang lain
Satu keyakinan akan jalan yang benar dengan doa doa yang tak pernah berhenti
Puisi ini kutulis untuk sebuah hari yang indah ketika itu. Sebuah pembelajaran akan hidup yang mengetuk pola fikirku untuk menjadi lebih ditengah kekurangan yang ada. Untuk sebuah semangat yang tumbuh karena keterdesakan, keterpurukan ataupun karena kejatuhan yang semakin terpupuk. Dan untuk sebuah semangat yang dihadiahkan Tuhan, karena manusia adalah mahluk dengan kelebihan diatas mahluk lainnya.
Trimakasih untuk rasa syukur yang selalu hadir mengingatkanku. Dan trimakasih untuk rasa sabar yang setia menasehatiku ..
Walaupun aku masih ditempa oleh guru keihklasan. Semoga ia tak bosan mendidikku lebih keras lagi.
Trimakasih untuk rasa syukur yang selalu hadir mengingatkanku. Dan trimakasih untuk rasa sabar yang setia menasehatiku ..
Walaupun aku masih ditempa oleh guru keihklasan. Semoga ia tak bosan mendidikku lebih keras lagi.
2 Fans Berat:
Puisi yg ini aku suka banget... Keren mbak..!!
Banyak pelajaran hidup yg dapat kita ambil dari orang lain... termasuk diantaranya orang yg renta dan papa...
@Mbak Reni: trimakasih mbak ..
he he .. saya banyak belajar dari mereka mereka yang terpilih untuk memberi contoh kepada sesamanya.
Posting Komentar