Gambar diambil di sini
Sore ini, aku melihat sebuah tayangan reality show.
Dimana seorang anak berjuang mencari tambahan penghasilan sepeninggal ayahnya, demi bisa membantu sang ibunda.
Namun tidak adanya keterbukaan kepada sang bunda, membuat sang bunda menaruh tanda tanya, terhadap pekerjaan yang dijalani putri semata wayangnya. Alhasil dilakukan lah pengawasan terhadap aktivitas sang anak. Yang bermula kepada penjemputan mobil yang sama, ke rumah lelaki yang sama, ke diskotik yang sama.
Kecurigaan ini membuat satu kesimpulan pahit dimata sang bunda. Hingga dipergokilah putrinya ketika menghampiri rumah lelaki itu. Apa yang terjadi? Rupanya ia mengajar sebagai guru privat seorang anak kecil dan menjadi waitress di diskotik.
Tumbuh rasa bersalah di hati sang bunda. Hingga pelukan itu membuncahkan tangis dan haru. Lega yang tiada akhir, membuahkan satu pesan. Kita tidak dapat menilai seseorang dari luarnya saja.
Entah kenapa aku terhenyak, teringat akan kehidupanku sendiri.
Sudah beberapa tahun terakhir ini, aku terlibat dalam program dokter mengenai usaha kehamilanku. Aktivitasku yang padat dan membutuhkan kerja fisik mulai ku kurangi. Alhasil, rutinitas itu pun lebih terasa longgar walau menjadi berbeda. Ada ketimpangan aktivitas dari satu kesibukan menjadi satu kekosongan yang belum terbiasa.
Suamiku pun membekali ku dengan internet. Agar tetap up todate, dan aktivitas baru pun bisa mengisi hari hari yang kosong.
Aku cenderung untuk lebih banyak menghabiskan waktu di rumah akhirnya, tanpa melakukan aktivitas berat. Hari hari kulalui dengan internet dan internet.
Tak banyak orang tahu, aku sedang istirahat panjang dari kesibukanku. Yang mereka tahu, aku tanpa pekerjaan dan cenderung tak menghasilkan.
Lama kumerenung, mudah mudahan pilihan ku adalah benar. Sebuah pilihan hidup yang kuletakkan diatas segala galanya demi buah keberhasilan. Tak mudah memang menghadapi persepsi orang tentang aku dan aktivitasku saat ini. Tapi apa perduliku ...
Aku hanya menekuni sebuah pesan, jangan pernah menilai seseorang dari luarnya saja. Namun aku tak bisa berharap orang bisa memiliki paradigma yang sama. Biarkan saja orang menggulingkan persepsinya tentang apapun itu. Termasuk tentangku ..
Toh, tak ada rumusan kita harus berdiri diatas penilaian orang lain khan?
Kekuatan itu tumbuh dari suamiku yang tak pernah berhenti menyemangatiku. Apapun yang berkumandang, dan siapapun itu, semua berakhir di tangan kita yang menentukan hidup kita.
Tak akan pernah lepas paradigma paradigma baru yang tumbuh dan berkembang di kepala siapa pun. namun tak berarti, tugas kita untuk meluruskannya ..
Sebuah tulisan sesaat, ketika sejenak merenungi sore yang mulai redup oleh hujan.
3 Fans Berat:
Perubahan jadi orang yang punya banyak kesibukan menjadi orang yang harus lebih banyak "diam" memang seringkali tidak nyaman.
Tapi demi tercapainya impian dan harapan, rasa tak nyaman tak akan jadi alasan bukan ??
Semangat ya, mbak...
salam kenal
@Mbak Reni:
Ya mbak .. saya suka dukungannya. Mm .. berkorbam untuk sesuatu tak berarti mundur di banyak hal bukan?
Trimakasih ya mbak dukungannya ... LOVE you dech .. muaachhh ... he he
@Ciwir, halo ciwir, salam kenal ..
Posting Komentar