Bila malam membuka tabirnya
Dan cahaya bergelimpangan diantara gelap
Diantara sudut sudut kota yang semarak
Yang temaram dan syahdu dalam mata bola dua manusia
Bila malam mengisahkan takdirnya
Dan bintang bintang menarikan langkahnya
Menarikan ribuan lagu lagu rindu
Lagu lagu kisah hati yang bergelayut mesra
Dan cahaya bergelimpangan diantara gelap
Diantara sudut sudut kota yang semarak
Yang temaram dan syahdu dalam mata bola dua manusia
Bila malam mengisahkan takdirnya
Dan bintang bintang menarikan langkahnya
Menarikan ribuan lagu lagu rindu
Lagu lagu kisah hati yang bergelayut mesra
Bila malam tak juga berhenti
Dan kunang kunang gempita menghampiri
Gempita bersahutan diantara kerlap kerlipnya
Bak manik manik menjuntai membentuk mahkota mahkota kesempurnaan
Dan Bila malam kian tenggelam
Bulan tak akan berhenti menyampaikan sapa sapa dan salam
Diantara jendela jendela tua yang menanti jawaban
Diantara lelapnya lelah dan kecupan selamat tidur .. sayang
Suka nulis puisi?
Aku merangkum semua puisi puisiku di sini. Apa yang bikin asik dari puisi?
Gak semua orang suka puisi, bisa mengartikan puisi bahkan membuatnya. Aku sendiri tak selalu bisa membuat puisi bahkan mengerti pesan yang disampaikan penulis puisi *kecuali puisi karangan sendiri tentunya ya?*
Awalnya aku membuat puisi, ketika dulu kelas 5 SD, entah mengalir saja sebuah tulisan tentang matahari. Ketika itu guruku sedang berceloteh ria di depan kelas, dan aku membuat puisi. Alhasil guruku tahu dan sebal, dibacakannya lah puisi itu di depan kelas. Sedikit malu tentunya, tapi puisi itu bagus juga terdengarnya.
Hi hi .. aku malah jadi suka!!
Trus .. puisi puisi itu tidak kuteruskan lagi. Sampai ketika aku kuliah, aku lanjutkan lagi menulis puisi. Yang terangkum dalam sebuah buku tipis. Kebanyakan puisinya tentang kesedihan. Karena ketika aku sedih, aku bisa menulis puisi. Sebelumnya aku lebih suka nulis diary, hingga berlembar lembar atau menulis surat kepada teman.
Itu saranaku mengeluarkan uneg uneg, karena tidak semudah itu aku percaya orang dalam berbagi cerita.
Setelah kenal internet .. aku mulai mencoba lagi menulis puisi. Membaca puisi puisi orang begitu indah dan sederhana, aku memulainya dengan kalimat kalimat yang ringan diterima pembacanya. Prinsipku, bagaimana agar pesan yang kutulis itu bisa tersampaikan, maka aku harus membuatnya bermain diantara kata kata yang umum.
Namun senangnya, di segala suasana, saat ini aku sudah bisa membuat puisi. Ketika melihat tayangan Gunung Bromo di tivi, dengan mudah aku menuliskan di sini, beberapa bait singkat. Ketika aku membalas puisi teman teman di forum pun, aku rangkum kembali dalam blog puisiku. Tentang hujan, tentang bunda, tentang langit, tentang cinta, tentang sepi .... tentang apa saja yang kurasa, ku lihat dan kukagumi.
Puisi sudah menjadi satu bagian hidupku. Jangankan dulu bisa mengerti makna puisi secara detail. Begitu banyak produk produk sastra dan bahasa. Ada prosa, ada pantun, ada sajak, ada puisi. Jangan tanyakan apa itu semua bedanya !!
Yang kutahu hanya menulis dan mengeluarkan sedikit kalimat kalimat "njelimet".
Ha ha ... ada yang mengatakan puisi itu kok susah bener. Tinggal tulis saja apa yang kamu rasa, ndak usah mutar muter.
Yah .. mungkin disitulah seninya, bikin orang pusing dan sedikit mikir ya? Tapi puisi itu khan variatif. Ada puisi lugas yang berbicara tentang kritikan kritikan membangun, juga ada tentang kesedihan, tentang kekaguman, tentang rasa .. apa saja. Pun gaya penulisan bisa berbeda beda.
Itu dikembalikan kepada penulisnya lagi. Style setiap seorang pujangga *aih aih ... pujangga ..!!* yang naik turun mengikuti perkembangan zaman, mengikuti gaya idealisnya, atau khas citra diri, membuat khasanah sastra kita semakin kaya.
Coba perhatikan, begitu menjamurnya puisi di mana mana. Di dunia maya saja sudah tak terhitung. Belum yang dimuat di media massa, ataupun tercetak menjadi buku. Mm ... buku, mungkin suatu saat ya?
Bahagianya, suamiku begitu mengagumi puisi puisi yang kutulis. Terkadang bila tak sempat banyak berdiskusi atau membicarakan aktivitas sehari hari, ia membuka blog puisiku dari meja kantornya. Dan tersenyum senyum sendiri, begitu sich pengakuannya. *asal jangan keterusan ya senyum senyum sendirinya??* Terutama ketika itu 7 tahun usia pernikahan kami, aku secara sengaja membuatkan 3 puisi untuknya .. bisa dilihat di sini, sini dan di sini.
Puisi menjadi satu hadiah terindah buat pasangan, orang tua, teman, atau sahabat. Satu hal yang tak mungkin disejajarkan dengan materi. Namun satu perhatian besar yang menciptakan indahnya cinta dan kebersamaan. Nah .. anda mau mencoba memulainya untuk yang tersayang?
Mulai dengan kata kata paling mudah, paling ringan, namun tuliskan dengan apa yang kamu rasa dan kamu fikirkan tentang tema puisinya. Pasti jadi !!
Semakin sering latihan, semakin banyak kosakata yang bisa kita gunakan.
Tak perlu menjadi orang lain, namun baik bila sering sering membaca puisi orang lain, untuk memperkaya gaya bahasa dan menentukan style penulisan kita.
Selamat menulis puisi ...
Semua orang bisa loh ..
Aku merangkum semua puisi puisiku di sini. Apa yang bikin asik dari puisi?
Gak semua orang suka puisi, bisa mengartikan puisi bahkan membuatnya. Aku sendiri tak selalu bisa membuat puisi bahkan mengerti pesan yang disampaikan penulis puisi *kecuali puisi karangan sendiri tentunya ya?*
Awalnya aku membuat puisi, ketika dulu kelas 5 SD, entah mengalir saja sebuah tulisan tentang matahari. Ketika itu guruku sedang berceloteh ria di depan kelas, dan aku membuat puisi. Alhasil guruku tahu dan sebal, dibacakannya lah puisi itu di depan kelas. Sedikit malu tentunya, tapi puisi itu bagus juga terdengarnya.
Hi hi .. aku malah jadi suka!!
Trus .. puisi puisi itu tidak kuteruskan lagi. Sampai ketika aku kuliah, aku lanjutkan lagi menulis puisi. Yang terangkum dalam sebuah buku tipis. Kebanyakan puisinya tentang kesedihan. Karena ketika aku sedih, aku bisa menulis puisi. Sebelumnya aku lebih suka nulis diary, hingga berlembar lembar atau menulis surat kepada teman.
Itu saranaku mengeluarkan uneg uneg, karena tidak semudah itu aku percaya orang dalam berbagi cerita.
Setelah kenal internet .. aku mulai mencoba lagi menulis puisi. Membaca puisi puisi orang begitu indah dan sederhana, aku memulainya dengan kalimat kalimat yang ringan diterima pembacanya. Prinsipku, bagaimana agar pesan yang kutulis itu bisa tersampaikan, maka aku harus membuatnya bermain diantara kata kata yang umum.
Namun senangnya, di segala suasana, saat ini aku sudah bisa membuat puisi. Ketika melihat tayangan Gunung Bromo di tivi, dengan mudah aku menuliskan di sini, beberapa bait singkat. Ketika aku membalas puisi teman teman di forum pun, aku rangkum kembali dalam blog puisiku. Tentang hujan, tentang bunda, tentang langit, tentang cinta, tentang sepi .... tentang apa saja yang kurasa, ku lihat dan kukagumi.
Puisi sudah menjadi satu bagian hidupku. Jangankan dulu bisa mengerti makna puisi secara detail. Begitu banyak produk produk sastra dan bahasa. Ada prosa, ada pantun, ada sajak, ada puisi. Jangan tanyakan apa itu semua bedanya !!
Yang kutahu hanya menulis dan mengeluarkan sedikit kalimat kalimat "njelimet".
Ha ha ... ada yang mengatakan puisi itu kok susah bener. Tinggal tulis saja apa yang kamu rasa, ndak usah mutar muter.
Yah .. mungkin disitulah seninya, bikin orang pusing dan sedikit mikir ya? Tapi puisi itu khan variatif. Ada puisi lugas yang berbicara tentang kritikan kritikan membangun, juga ada tentang kesedihan, tentang kekaguman, tentang rasa .. apa saja. Pun gaya penulisan bisa berbeda beda.
Itu dikembalikan kepada penulisnya lagi. Style setiap seorang pujangga *aih aih ... pujangga ..!!* yang naik turun mengikuti perkembangan zaman, mengikuti gaya idealisnya, atau khas citra diri, membuat khasanah sastra kita semakin kaya.
Coba perhatikan, begitu menjamurnya puisi di mana mana. Di dunia maya saja sudah tak terhitung. Belum yang dimuat di media massa, ataupun tercetak menjadi buku. Mm ... buku, mungkin suatu saat ya?
Bahagianya, suamiku begitu mengagumi puisi puisi yang kutulis. Terkadang bila tak sempat banyak berdiskusi atau membicarakan aktivitas sehari hari, ia membuka blog puisiku dari meja kantornya. Dan tersenyum senyum sendiri, begitu sich pengakuannya. *asal jangan keterusan ya senyum senyum sendirinya??* Terutama ketika itu 7 tahun usia pernikahan kami, aku secara sengaja membuatkan 3 puisi untuknya .. bisa dilihat di sini, sini dan di sini.
Puisi menjadi satu hadiah terindah buat pasangan, orang tua, teman, atau sahabat. Satu hal yang tak mungkin disejajarkan dengan materi. Namun satu perhatian besar yang menciptakan indahnya cinta dan kebersamaan. Nah .. anda mau mencoba memulainya untuk yang tersayang?
Mulai dengan kata kata paling mudah, paling ringan, namun tuliskan dengan apa yang kamu rasa dan kamu fikirkan tentang tema puisinya. Pasti jadi !!
Semakin sering latihan, semakin banyak kosakata yang bisa kita gunakan.
Tak perlu menjadi orang lain, namun baik bila sering sering membaca puisi orang lain, untuk memperkaya gaya bahasa dan menentukan style penulisan kita.
Selamat menulis puisi ...
Semua orang bisa loh ..
2 Fans Berat:
Aku pengeeen banget bisa nulis puisi yang indah. Sebenarnya, suamiku lebih jago menulis puisi dari pada aku. Tapi sekarang dia udah jarang banget bikin puisi, mbak. Udah sibuk dengan hobi mancingnya !! Hehehe
@Mbak Reni:
He he .. mancing juga mengasyikkan. Sayang, suamiku tak terlalu suka memancing, padahal aku suka. Seni kesabarannya itu yang luarbiasa .. he he
Posting Komentar