2009_05_18 Jika Aku Menjadi - Kuli Panggul


Gambar diambil di sini


Kuli panggul.
Itu lah tema acara "Jika Aku Menjadi" sore ini (16 May 2009), yang berkisah tentang kehidupan Mbak Painem dan Mbah Citro tinggal di Desa Karang Anyar, Jogjakarta.


Seorang pemain piano muda yang biasa menghabiskan uang yang diperolehnya dengan berdugem ria sampai fajar tiba, kali ini harus memposisikan dirinya menjadi seorang kuli panggul pasar.
Menemani Mbah Painem yang berusia 70 thn lebih namun masih kuat dan murah senyum ini, memulai aktivitasnya menuju Pasar Legi pukul 03.00 pagi. Waktu dimana ia baru saja pulang bersenang senang.


Sekali memanggul, Mbah biasa mendapat upah Rp. 2,000. Perjuangan memanggul berkilo kilo barang dimulai pemuda itu, dengan memanggul arang yang besar besar. Sekali panggul bisa 4-5 karung yang beratnya @15 kilo- 20 kilo. Istilah "Susah sekali mencari uang" ditemukannya sebagai satu pelajaran hidup memaknai hasil kerja.


Apalagi terkadang Mbah harus menurunkan barang dari truk, menuju tempat yang dituju. Jalannya pun beberapa kali nyasar, naik turun tangga. Untuk beberapa kali bawaan, ia mendapat Rp 5,500. Yaitu Beberapa karung bawang putih yang ia angkut, tanpa mengeluh, terlebih bilang capek.


Suami Mbah Painem, Mba Citro berusia 80 tahunan. Mengingat usia yang begitu renta, ia terlihat menjaga rumah dan memelihara ayam yang ada dipekarangan rumahnya. Ia sempat jatuh di halaman rumahnya, sehingga kekuatan fisiknya pun rapuh.
Kekuatan finansial pun beralih kepada sang istri, Mbah Painem.


Kesederhanaan terlihat diantara kehidupan pasangan tua ini. Berkah yang diperolehnya merupakan satu rizki yang Mbah syukuri menghidupi hari harinya. Betapa semua begitu terbalik dengan kebiasaan seorang anak muda yang ringan memperoleh rizki dengan kelebihan yang dimiliki.


Tidak hanya menjadi seorang kuli panggul, Mbah Painem juga memetik daun jati untuk dijual di pasar. Dengan 1 bongkoh/ikatan, ia jual Rp. 2,000. Hanya daun muda yang dipetik nya. Tak terlalu sulit bagi Mbah untuk melakukannya. Lain dengan kita tentunya yang belum cekatan dalam memilih.


Mbah Painem hanya memetik untuk 2 ikat saja dengan bayangan, Rp. 4,000 esok akan dipegangnya. Daun jati itu, biasa digunakan pedagang daging sebagai pembungkus daging yang dijualbelikan.


Mbah Painem bekerja untuk menunjang kebutuhan suami, anak dan seorang cucunya. Dengan penghasilan yang tak seberapa, tentunya variasi makanan pun tak bisa banyak.
Lain kalau kita tak selera makan, tentunya kita suka ngambek atau cemberut. Namun kesederhanaan ini, membuat kita bisa banyak bersyukur dan menerima.


Kondisi rumah yang sangat seadanya termasuk atap rumah yang bolong, tak membuat rasa syukur itu hilang. Setidaknya mereka memiliki tempat untuk berteduh dan sejenak beristirahat bersama keluarga.


Malam itu Mbah Citro mendapat panggilan memijat dari seorang tetangganya.
Biasanya mbah menerima panggilan sore atau malam hari. Rata rata Mbah Citro menerima panggilan 20 orang seminggu, dengan upah Rp. 20,000.


Tayangan ini merupakan sajian yang patut mendapat acungan jempol. Membuka pola fikir manusia manusia yang gelap oleh kemegahan dunia, sementara kesulitan masih merangkul banyak kerabat kita.


Begitu banyak tangan tangan yang membutuhkan. Jari jemari yang membuka diri untuk pertolongan dan bimbingan.
Adakah diantara yang mau melihat sekeliling kita untuk berbagi?
Tidak hanya sebuah perhatian, namun juga sebongkah dukungan untuk lebih baik dalam melihat hidup yang selalu memiliki kesempatan.


Terbersit untuk mencoba mengikuti acara ini, untuk sebuah pemahaman hidup yang sarat oleh rasa syukur dan kerja keras. Menelaah kehidupan dan mengerti jerit tangis mereka yang amat membutuhkan.


Mm .. cobain gak ya? (^o^)

4 Fans Berat:

reni mengatakan...

Kebetulan aku kemarin juga nonton acara ini, mbak. Terharu sekali dengan beratnya hidup yang harus dijalani mbah Painem.
Aku gak yakin bisa ikut acara spt ini mbak, karena aku gak yakin bisa siap mental hehehe..

KaVi_BorLaNd mengatakan...

ikut acara gini berapa hari yak.. klo cuma3 hari 2 malam sapa takut.. heheh.. anggap aja sebagai pelantikan suatu organisasi.. pernah kan dilantik.. mungkin sama kali yak..

Kuyus is cute mengatakan...

@Mbak Reni: he he terusterang aku juga berfikir hal yang sama mbak .. secara mental siap gak ya?? he he he

@Kavi: 3hari 2 malam?
Mm ... suamiku ngizinin gak ya?? he he he ..

Andhika mengatakan...

ini acaranya yang sebelum termehek-mehek itu kan??
lebih bermutu ini sih dari pada termehek2.

jadi mau ikutan juga..hehehe