2009_04_04 Belanja Sehat


Gambar diambil di sini


Wah, sudah tanggal mudah nich. Tentunya sudah gajian bukan?
Berjalanlah aku ke swalayan terdekat membeli keperluan bulanan. Setelah sebelumnya memilah milah pengeluaran bulanan, membayar tagihan dan segera menyisihkan sebagian dana untuk ditabung, dan GAK boleh dicolek colek.


Wata titah ... begitu tiba di swalayan, antrian panjang dengan keranjang keranjang besar pun berderet di kasir. Alamakkk ... katanya krismon? Kok ...??!!@#$%^&
Rupanya paradigma paceklik, berhemat dan banyaknya PHK dimana mana tak membuat swalayan besar ini berhenti pengunjung ya. Mm .. kebutuhan tetap jalan terus bukan?


Memasuki gang gang swalayan yang menyajikan banyak pilihan produk, kepadatan konsumen pun cukup merajalela. Jalan kesini, bertabrakan dengan keranjang beroda. Jalan kesana tabrakan dengan kelompok keluarga yang sedang asyik mengambil pilihan pilihan produk untuk anggota keluarganya.


Bersyukurlah kita, bahwa tak semua dalam kesulitan perekonomian. Tapi tentunya tak gegabah pula kita membelanjakan pundi pundi yang saat ini sedang menumpuk indah tertulis di buku tabungan.


Belanja cerdas tak selalu mudah dilakukan dibanding teori diatas kertas. Pertama, adalah memilah pengeluaran dan melakukan pencatatan tertulis dalam mengontrol anggaran tetap. Dahulukan melakukan pembayaran pembayaran rutin tiap bulannya. Juga tagihan tagihan cicilan, lebih diutamakan.


Kurangi belanja yang tidak perlu, berlebihan, bahkan tidak ada dalam anggaran bulanan. Ini baik dilakukan untuk menjaga lalu lintas keuangan tidak porak poranda nantinya.


Sediakan anggaran cadangan untuk mengantisipasi keperluan dadakan. Seperti ke dokter, bantuan keuangan keluarga, atau hal hal lain.


Jangan terbius kartu kredit sebagai anggaran lebih keluarga. Karena kartu kredit adalah kartu hutang. Begitu kita menggunakannya, kita tetap harus membayarnya. Gunakan kartu kredit sebagai dana cadangan di saat kita tidak membawa uang cash.


Lalukan penyimpanan/saving sebisa sebesar mungkin. Kalau perlu pilah beberapa saving menjadi beberapa investasi yang beragam. Sebagian dana bisa berbentuk dana cash cadangan, deposito atau berupa barang tak bergerak.


Kadang yang orang pikir mereka ‘perlukan’, hanya sekedar ‘diinginkan’, dan kadang yang "diinginkan" itulah yang suka didahulukan saat belanja.**jiwasraya




Ada rumusan keuangan yang pernah saya temui berbunyi "semakin besar pendapatan, semakin besar pula pengeluarannya". Rumusan ini buat ku, termasuk salah kaprah. Karena akan meng asosiasikan maknanya menjadi pendapatan besar=pengeluaran besar. Lalu bagaimana dengan saving? apa berarti savingnya menjadi nol ?


Tak dapat ditolak, bila pendapatan yang diterima besar, tentu keinginan untuk lebih baik juga menuntut pengeluaran yang lebih dari sebelumnya. Namun minimal anggaran penyimpanan adalah sama seperti ketika menerima pendapatan sebelumnya. Syukur syukur bisa lebih beberapa persen.


Jadilah penawar sejati. Jangan malu untuk menawar. Kalau memang malas, belanjalah dengan teman yang jago menawar. Dengan begitu anda bisa menghemat sejumlah uang walau tidak terlalu besar jumlahnya, dan uang itu bisa dialokasikan untuk keperluan yang lain. **Jiwasraya


Belanja sehat, tidak berarti pelit atau menjadi kaku. Hanya memaksimalkan tiap sen yang kita keluarkan dan kita simpan untuk masa depan.
Siapapun dapat menciptakan cara cara jitu dalam mengatur anggaran belanjanya. Intinya sebuah kedisiplinan sangat diperlukan dalam mengantisipasi hal hal yang tidak perlu. Terutama kesiapan dalam menghadapi kebutuhan kebutuhan dadakan yang lebih penting.


Pengalaman mendidik saya untuk berhemat dan cukup ketat dalam berbelanja. Ini saya tekuni dari kedua orang tua yang sanggup membuktikan keberhasilan itu. Terkadang kita harus membuat anggaran anggaran baru sesuai dengan kebutuhan kebutuhan yang juga bertambah. Selama alokasi saving/penyimpanan tetap dalam koridor yang benar.


Jadi belanja sehat bisa dimulai dari mana saja setiap saat.
Yang penting mau mencoba ...

4 Fans Berat:

Dipa Sandiwara mengatakan...

Hmmm, kalau blanja yang sakit kayak gimana tuh mbak? hehe
makasih tipsnya ya

Jhoni20 mengatakan...

hm...hm....kalo belanja rutin ya pasti lah ada budgetnya.....dan tiap bulan paling yg itu2 aja sih

biasanya yg bikin tekor kan kalo lagi laper mata.....pengen beli itu dan ini yg gak terlalu perlu sebenernya!!!!

tapi sama!!! di bali jg kalo belanja ngantri biar kata krisis global tapi kayaknya gak terlalu ngaruh (moga gak berpengaruh seterusnya.......)

Kuyus is cute mengatakan...

@Sandiwara:
Huahaha .. belanja sakit yang bikin dompet kanker ..

@Mas Jhoni:
Ha ha iya nich mas, gak perduli krismon, belanja jalan terus ...

Dias mengatakan...

wah....makan2 ne...

lper...