2009_02_12 Memaafkan ...

Gambar diambil di sini


Maaf ..
"Maafkan aku ya?"
"Maafkan kesalahanku selama ini .."
"Maaf .. kutelah menyakitimu"
"Maaf .. ku harus meninggalkanmu"
"Maaf .. "


Sejuta kata maaf .. sering terdengar di satu moment yang kental oleh perbaikan diri dan hubungan tali silahturahmi yang membaik. Seperti ...
Hari hari besar keagamaan, moment pergantian tahun, perpisahan dan perbaikan diri.


Hati pun menjadi luluh dan menyambut uluran tangan yang begitu merendah. Menyandingnya dengan sebuah senyum hingga pelukan keihklasan.
Mm .. kembali sebuah keihklasan terkait disini.


Adakah hubungannya kuat antara maaf dan ikhlas? Menurutku sangat terkait. Ada idiom atau sekedar ucapan dalam bhs Inggris yang mengatakan, "forgive but not forgotten". Artinya?
Bisa memaafkan namun sulit untuk melupakan.


Di sini, aku bermain diantara hati hati yang bersih, dan berjiwa besar. Yang lapang diri, dan kaya hati. Sekedar untuk bahan renungan, adakah kita pernah mengucap kata maaf, namun berharap, kesalahan itu sanggup terlupakan oleh mereka yang telah kita sakiti? Adakah sedikit harapan, bahwa maaf sanggup menutup buku hingga tak ada lagi masa lalu itu, terungkit?


Dan adakah kita menerima kata maaf, lalu mampu mengikhlaskannya, hingga tak pernah mengingatnya? Adakah sanggup kita menerimanya sebagai buah pelajaran hidup, hingga kita mampu menghargainya sebagai satu usaha perbaikan diri dan ujian bagi dirinya sendiri?


Mm .. tergantung masalahnya apa, dan seberapa kesalahan itu telah dilakukannya. Pasti itu yang terfikir dalam benak masing masing individu, ketika menjawabnya. Ya .. kita tak sempurna untuk bisa begitu saja menerima, memaafkan apalagi melupakannya. Namun, .. seberapa besar sebuah kesalahan, mampu kita biarkan ia pergi, hingga kita sanggup mengambilnya sebagai pelajaran dan menerima maaf itu dengan lapang?


Rumit ya .. pertanyaannya?
Simple nya begini, bila ada orang minta maaf.. seberapa besar kita mampu menerima maafnya dengan ikhlas. Gak lagi diungkit ungkit, gak lagi dendam .. gak ada emosi.
Namun begitu kita yang melakukan kesalahan, seberapa besar, kita berharap salah kita mampu dimaafkan, gak lagi diungkit ungkit, dan gak ada perubahan sikap apalagi emosi.


Posisikan keduanya secara berkebalikan, dan fikirkan dengan banyak pertimbangan.
Karena aku merasakannya begitu sulit. Terutama ketika keihklasan itu kembali dipertanyakan.


Mm .. bahasan yang rumit dan membosankan !!
Tapi kutemui di banyak pembicaraan dan perilaku, ketika manusia saling memaafkan, semua nampak mesra dan melupakan. Melepaskan semua beban di hati dengan ikhlas .. *kelihatannya*. Namun apa yang terjadi, ketika waktu berlalu?
Ketika hal hal yang tidak berkenan terjadi, ketika ketidaksempurnaan pun terbuka .. semua kesalahan yang lalu, kembali terungkap. Bahkan hal hal yang seharusnya menjadi rahasia pribadi akhirnya menjadi konsumsi terbuka.


Inikah yang disebut maaf?
Inikah yang disebut ikhlas?
Bukankah maaf adalah melupakan, dan mengambil semua kejadian sebagai pengalaman hidup juga prosesi belajar?
Lalu apa arti maaf bagi sebagian orang yang belum ikhlas?


Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh. (QS. Al Qur’an, 7:199)
"...dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. An Nuur, 24:22)


Walaupun mudah diucapkan, memaafkan bukanlah perbuatan yang mudah dilakukan. Ketika seseorang telah atau akan dicelakai, maka yang tertanam biasanya perasaan dendam dan ingin membalas. Perasaan seperti itu adalah wajar dalam diri orang biasa. Namun, sikap memaafkan hanya ada pada diri orang yang luar biasa.


Memaafkan butuh kematangan diri dan kecakapan spiritual. Kematangan diri hanya bisa didapatkan melalui keterbukaan hati dan pikiran akan segala pengalaman hidup yang dialami. Sementara kecakapan spiritual hanya bisa diperoleh ketika telah memiliki rasa penghambaan yang tinggi hanya kepada Tuhan semata.


Bagi yang memaafkan kesalahan orang lain, Tuhan menyediakan pahala utama sebagai balasan atas kemuliaan sikap mereka. ''Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.'' (QS Asy-Syuura [42]: 43).
Dan bagi yang mempunyai keluhuran akhlak, mereka bukan hanya mampu memaafkan kesalahan orang lain, melainkan sekaligus membalas kesalahan tersebut dengan kebaikan yang tak pernah terbayangkan oleh sang pelaku. Tuhan berjanji hal tersebut justru dapat mempererat tali silaturahim dan membuat antara yang berselisih saling memikirkan seolah-olah mereka adalah sahabat yang sangat setia.


Memaafkan merupakan perbuatan mulia lagi terpuji. Bahkan, memaafkan adalah satu tanda manusia yang beriman di mata Tuhan.
Kesalahan yang terjadi, merupakan pertanda ketidaksempurnaan manusia. Bahkan terkait dengan cobaan yang juga merupakan satu tanda ujian dari Nya, untuk manusia belajar dan memperbaiki diri. Baik yang melakukan kesalahan maupun yang tersakiti diantaranya. Adakah waktu membantu manusia melepaskan dendam dan amarah, selagi kita mengetahui bahwa sebuah kesalahan merupakan ketentuan yang digariskan Nya?


Dengan memaafkan, hati kita menjadi lebih baik. Lebih lapang, lebih kaya, lebih membumi dan ikhlas. Satu ujian yang diberikan oleh Tuhan, sanggup kita terima dengan tawakkal, pasrah dan ikhlas.


Adalah adat kesopanan yang dituturkan, untuk tetap berbuat baik. Tak ada larangan untuk membalas satu perbuatan tidak baik, namun memaafkan itu lebih baik. Jika benar-benar kita ingin membalas, balasan itu hendaknya tidak lebih dari yang ia terima. Berlebih-lebihan dalam pembalasan merupakan tindak kezhaliman.


Kebaikan dan kedewasaan dalam bersikap merupakan identitas iman seorang manusia. Keperkasaan seseorang tidak bisa diukur dari kekuatan fisiknya. Orang yang jantan, bukan mereka yang ahli bertinju, bukan mereka yang di setiap pertandingan tak terkalahkan. Namun orang yang kuat adalah mereka yang di kala marah bisa menahan dirinya.


Menahan marah bukan pekerjaan mudah. Menuntut perjuangan yang amat berat lagi susah, apalagi bagi mereka yang sedang mempunyai kemampuan dan kekuasaan untuk meluapkan kemarahannya.
Rasulullah bersabda: "Ada tiga hal yang jika dimiliki seseorang, ia akan mendapatkan pemeliharaan dari Allah, akan dipenuhi dengan rahmat-Nya, dan Allah akan senantiasa memasukkannya dalam lingkungan hamba yang mendapatkan cinta-Nya, yaitu (1) seseorang yang selalu bersyukur manakala mendapat nikmat dari-Nya (2) seseorang yang mampu meluapkan amarahnya tetapi mampu memberi maaf atas kesalahan orang, (3) seseorang yang apabila sedang marah, dia menghentikan marahnya." (HR Hakim)
Rasulullah bersabda, "Maukah aku ceritakan kepadamu tentang sesuatu yang menyebabkan Allah memuliakan bangunan dan meninggikan derajatmu? Para sahabat menjawab, tentu. Rasul bersabda, 'Kamu bersikap sabar (hilm) kepada orang yang membencimu, memaafkan orang yang berbuat zhalim kepadamu, memberi kepada orang yang memusuhimu, dan menghubungi
orang yang telah memutuskan silaturrahim denganmu.'" (HR Thabrani)
Sudahkah anda memaafkan diri anda, karena belum sanggup berdamai dengan amarah yang berkecamuk di hati? Sudahkah anda memaafkan diri anda, untuk bisa menerima alur kehidupan yang naik dan turun demi sebuah pendewasaan diri yang lebih matang?
Sudahkah anda memaafkan diri anda, hingga sebuah keihklasan sanggup menerima uluran tangan tangan yang pernah melukai hati anda?


Kembali kepada hati kita ..
Jawabannya ada di sana ..

4 Fans Berat:

SunDhe mengatakan...

hahahaha....
mami..mami..*ngakak mode on*

my sista yang cantik n kuyuz...
(dengan memohon)
maafkan segala kesalahan dinda yah..
yang disengaja (banyak yah)
dan yang tidak disengaja

kwakakakkakak....
penting ga ya komenna neh *gakak guling2 mode on*

Anonim mengatakan...

Saat memaafkan, mestinya dengan hati yang tulus ya.

Kuyus is cute mengatakan...

@dhendheng balado ...
Dasar gak niat nich anak minta maafnya!!! hua ha ha ..
Dimaafkan kok sayangku .. emang dikau salahnya apa? Mm .. ya ya ..
nanti kucari dulu ya *halah niat bener* ha ha

@Mas Erik:
Iya bener mas ..
Butuh kekuatan dan jiwa besar

Anonim mengatakan...

mang dah lebaran ya (lmao)