2009_02_13 Hari Kasih Sayang - Valentine'sDay


Gambar diambil di sini


Valentine ..
Tepat tgl 14 February, segenap muda mudi *sebagian dink* merayakan apa yang dinamakan Hari Kasih Sayang.
Macam macam definisi dan cara merayakannya, namun sebagian orang mengidentikkan dengan hari berbagi kasih sayang dan cinta kepada terkasih *paling pertama* baru keluarga dan sahabat juga teman.


Sebagian lagi, mengatakan hari kasih sayang tak selalu harus dirayakan tgl 14 February saja, namun tiap hari adalah hari kasih sayang buat yang terkasih, keluarga dan juga teman.
Betul sekali ..


Valentine’s Day, or any day, is whatever we make of it. Kalo kita tidak mikir itu suatu hari spesial, yah tak akan jadi spesial.
Kita gak harus merayakan Valentine’s Day seperti yg di lihat dari tipi, filem2, koran, atau dorongan advertisements. Ini hanya sebuah hari, untuk mengingat orang orang yang kita cintai, bisa itu ibu, bapak, kakek/nenek, anak, dst. Atau bahkan ingat untuk berhubungan ama komunitas dan gimana pentingnya untuk cinta ama komunitas dan saudara2 kita yg lain.
Hari Valentine bisa dirayakan bersama keluarga saja. Gak ada yang spesial kecuali kebersamaan saat itu. Dan pada akhirnya, itulah yg penting. Bukan bunga, coklat, kartu, tapi bersatu sama orang2 yg kita cintai. Kutipan Comment blog


Sama saja dengan Hari Ibu, yang jatuh tgl 22 Desember, tak berarti kasih sayang kita pada Ibu, hanya jatuh di tanggal tersebut bukan? Namun di hari hari biasa pun kita selalu berupaya menunjukkan kasih sayang dan cinta kepada Ibu kita seorang.


Begitu pula dengan Hari Anak Nasional, Hari Anak Yatim, yang tak selalu diingat di satu hari besar saja, namun kasih sayang dan perhatian tetap dilimpahkan buat mereka di hari hari biasa. Tak berarti .. Hari Anak Nasional dan Hari Anak Yatim tak layak untuk di'adakan' sebagai satu hari besar Anak Anak khan?


Sayangnya, tidak semua anak-anak remaja memahami dengan baik esensi dari Valentine Day. Mereka menganggap perayaan ini sama saja dengan perayaan-perayaan lain seperti Hari Ibu, Hari Pahlawan, dan sebagainya. Padahal kenyataannya sama sekali berbeda.


Hari Ibu, Hari Pahlawan, dan semacamnya sedikit pun tidak mengandung muatan religius. Sedangkan Valentine Day sarat dengan muatan religius,
Tak ayal sebagian pihak pun, tak begitu menyukai dengan 'hari kasih sayang' yang notabene merupakan budaya barat, yang masuk sebagai "bad impact" bagi kaum muda di Indonesia. Terutama kepada pergaulan bebas muda mudi yang dikhawatirkan sangat tidak terkontrol.


Hadiah yang diberikan sebagai ungkapan cinta adalah sesuatu yang baik, namun bila dikaitkan dengan pesta-pesta ritual dan tradisi-tradisi Barat, akan mengakibatkan seseorang terobsesi oleh budaya dan gaya hidup mereka.


Mengadakan pesta pada hari tersebut bukanlah sesuatu yang sepele, tapi lebih mencerminkan pengadopsian nilai-nilai Barat yang tidak memandang batasan normatif dalam pergaulan antara pria dan wanita sehingga saat ini kita lihat struktur sosial mereka menjadi porak-poranda.


Saya sendiri tidak terlalu merayakan Valentine’s Day, namun bukan berarti saya anti. Berdasarkan pengamatan saya, ada dua poin utama yang diungkapkan oleh kalangan yang berpandangan bahwa perayaan Valentine’s Day itu tidak ada gunanya, yaitu:
(1) perayaan Valentine’s Day merupakan budaya Kristen dan Barat sehingga umat Muslim tidak patut mengikuti dan
(2) perayaan Valentine’s Day hanya mengajarkan nilai-nilai tidak bermoral kepada generasi muda Indonesia.
Mm .. bagaimana dengan anda sendiri?
Judulnya hari kasih sayang .. bila dipilah secara positif, tentu hasilnya akan memberikan dampak yang mesra dan hangat bagi segenap keluarga dan teman teman. Tali silahturahmi kian dekat, dan kesempatan untuk menyapa sahabat sahabat lama, yang mungkin terlupakan karena kesibukan. Tak buruk bukan, bila dilaksanakan dengan niat positif?


Peringatan Valentine’s Day setidaknya jangan dilihat terlalu berlebihan. Lihat saja nilai dasar yang ingin disampaikan: CINTA. Itu saja sudah cukup!


Lalu bagaimana asal usul Valentine dan apa yang dikhawatirkan sebagian orang dengan kehadiran Hari Besar kaum muda mudi ini? ..


Hari Kasih Sayang *Valentine's Day* sebuah hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya di Dunia Barat. Hari Raya ini dirayakan dengan banyak bertukar notisi notisi dalam bentuk Valentine . Simbol modern Valentine antara lain termasuk sebuah kartu berbentuk hati dan gambar sebuah Cupido (Inggris: cupid) bersayap.


Di Amerika Serikat mulai pada paruh kedua abad ke-20, tradisi bertukaran kartu diperluas dan termasuk pula pemberian segala macam hadiah, biasanya oleh pria kepada wanita. Hadiah-hadiahnya biasa berupa bunga mawar dan cokelat. Mulai tahun 1980-an, industri berlian mulai mempromosikan hari Valentine sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan perhiasan.


Sebuah kencan pada hari Valentine seringkali dianggap bahwa pasangan yang sedang kencan terlibat dalam sebuah relasi serius. Sebenarnya Valentine itu Merupakan Hari Percintaan, bukan hanya kepada pacar ataupun kekasih, Valentine merupakan hari terbesar dalam soal percintaan dan bukan berarti selain Valentine tidak merasakan cinta.


Berikut kutipan dari sebuah Harian Umum:
Valentine dianggap hari istimewa dan spesial. Di hari itu orang boleh mengekspresikan cinta dan kasih sayang. Kapan dan siapa yang mempopulerkan kebiasaan ini di Indonesia ?


Banyak tingkah yang dilakukan sekelompok kecil untuk menunjukkan kasih sayang pada orang terdekat seperti sang kekasih. Ada juga antar teman saling bertukar cindera mata atau membagi kado kasih sayang yang diekspresikan dengan bahasa cinta, melalui kartu ucapan atau lewat SMS di ponsel, atau merayakannya secara bersama-sama sambil menikmati makan kesukaan. Namun dalam konteks menjalin tali pergaulan sesama manusia, Valentine barangkali bisa diekspresikan sebagai wahana penyadaran diri akan pentingnya kasih sayang.


Valentine’s Day sebenarnya lahir di kota Roma. Awalnya, ketika musim tanam tiba, diadakan perayaan untuk mengungkapkan ucapan syukur kepada Sang Pencipta. Secara budaya – komunitas masyarakat yang agraris itulah yang memulai hingga akhirnya kebiasaan tersebut menjadi awal dari ide di gelarnya festival. Ternyata perayaan tersebut, memperoleh sambutan yang cukup luas.


Secara historis di Zaman Roma Kuno, hubungan antara pria dan wanita sangat dibatasi dan sulit untuk bertemu. Pada kesempatan acara festival itulah, kaum pria dan wanita memiliki peluang untuk bertemu dan saling mengenal satu dengan lainnya. Salah satu permainan yang menjadi idola yaitu memilih pasangan yang tidak diduga sebelumnya dengan cara diundi.


Dari pasangan itulah, mereka berdua dapat mengekspresikan cinta sesaat dengan bahasa bunga.
Sebenarnya komunitas yang terjadi pada waktu itu, lebih didasari pada ungkapan syukur pada alam semesta. Adapun simbol ucapan syukur itu ditujukan pada dewa-dewi yang telah memberinya kehidupan yang membahagiakan.


Valentine adalah sebuah nama. Secara simbolis Valentine dijuluki sebagai ”Saint”. Dengan nuansa yang lebih agamis, untuk mengagungkan cinta dan mengungkapkannya tidak hanya pada kehidupan alam semesta saja. Melainkan, keberadaan manusia jauh lebih penting dan pada sang pencipta sajalah – mutlak hal itu ditujukan.


Di kalangan bangsawan Eropa hari Valentine menjadi hal yang rutin dirayakan lewat pesta-pesta dan pemberian hadiah yang sifatnya pribadi. Penyair Inggris yang sangat terkenalpun Geoffrey Chaucher ikut simpati untuk menyatakan valentine sebagai hari cinta yang sejati yang dilambangkan sebagai burung merpati.


Sebenarnya ada banyak versi yang tersebar berkenaan dengan asal-usul Valentine’s Day. Namun, pada umumnya kebanyakan orang mengetahui tentang peristiwa sejarah yang dimulai ketika dahulu kala bangsa Romawi memperingati suatu hari besar setiap tanggal 15 Februari yang dinamakan Lupercalia.


Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama–nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun.


Ketika agama Kristen Katolik menjadi agama negara di Roma, penguasa Romawi dan para tokoh agama katolik Roma mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani. Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (The World Book Encyclopedia 1998).


Ditarik sebuah kesimpulan:
  1. Valentine’s Day berasal dari upacara keagamaan Romawi Kuno yang penuh dengan paganisme dan kesyirikan.
  2. Upacara Romawi Kuno di atas akhirnya dirubah menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day atas inisiatif Paus Gelasius I. Jadi acara valentine menjadi ritual agama Nashrani yang dirubah peringatannya menjadi tanggal 14 Februari, bertepatan dengan matinya St. Valentine.
  3. Hari valentine juga adalah hari penghormatan kepada tokoh nashrani yang dianggap sebagai pejuang dan pembela cinta.
  4. Pada perkembangannya di zaman modern saat ini, perayaan valentine disamarkan dengan dihiasi nama “hari kasih sayang”.
Begitu banyak artikel pro dan kontra tentang Hari Raya Valentine, memberi gambaran kepada pembacanya tentang cara kita menelaah dan menerimanya sebagai sesuatu yang positif atau negatif.


Asal usul yang beragam dengan versi cerita yang tidak begitu kuat, mendasari sebagian pihak untuk tidak aktif merayakannya, sebagai salah satu citra buruk pribadi yang tidak beriman dan tidak memiliki satu landasan kuat. Tentang aktivitas hasil adopsi budaya barat dan trend gaya hidup yang sempit. Terbukti dengan gambaran muda mudi yang 'salah kaprah' mengartikannya sebagai aktivitas pergaulan bebas, dan menganggap bahwa cinta layak diekspresikan dengan kebebasan tanpa norma norma susila.


Namun tak sedikit yang merayakan Hari Raya ini sebagai satu ungkapan kasih sayang, wujud perhatian dan kedekatan dengan sesama mahluk sosial. Mereka mengatasnamakan nya dengan satu ungkapan bahwa kasih sayang adalah positif dan mutlak dibutuhkan manusia sedari dalam kandungan. Satu motivasi untuk merangkul sesama dan mempererat tali persaudaraan yang kian terpecah oleh banyak perbedaan pendapat dan pola fikir yang terkotak kotak.


Melalui bahasa cinta, barangkali Valentine sebagai geliat budaya untuk membuka ajang perdamaian melalui ungkapan Kasih Sayang.
Dibalik sejarah bahwa Hari Valentine’s datang dari budaya barat, Valentine’s Day juga memiliki misi khusus yaitu untuk menyebarkan cinta kepada seluruh umat manusia. Valentine’s Day mengingatkan kita bahwa cinta diperlukan di dalam kehidupan ini. Cinta ada untuk disebarkan dan dirasakan, tidak hanya untuk pasangan tapi juga untuk orang tua, teman, saudara, atau pun guru.


Tentu bukan berarti cinta hanya perlu disebarkan pada hari Valentine’s. Keberadaan peringatan hari Valentine’s yang hanya terjadi pada 14 Februari (setahun sekali) menjadikannya sebagai sebuah simbol spesial yang layak untuk dinanti. Alasan yang sama juga berlaku pada hari-hari peringatan lainnya sehingga Anda tidak akan pernah mengalami peringatan natal setahun dua kali hingga kapan pun.

Bila kita mampu mengambil maknanya untuk dapat berbagi dengan cara yang baik dan positif, tentu kebaikan itu lah yang menjadi identitas individu dan aktivitas yang dilakukannya. Dibalik citra Valentine yang negatif, masih ada sisi positif yang bisa diangkat. Tentunya jangan dikaitkan dengan asal usul atau dari agama mana hari itu diagungkan. Namun dari kebesaran cinta kasih yang bisa di sebarkan ke penjuru dunia, melalui tangan tangan kita yang berlebih ini. Jangan karena "gara gara nila setitik, rusak susu sebelanga". *peribahasanya mengutip nich, tapi yang penting bener khan?*


Walaupun maknanya bisa dilakukan setiap saat, tanpa harus berlabuh di satu hari besar saja, namun tak berarti, keberadaan hari yang sarat pro dan kontra ini ditandai dengan perdebatan nan tiada habisnya. Kenapa tidak dimulai dengan membuka citra yang baik demi kebahagian umat sedunia .. tanpa perbedaan agama, budaya, kasta dan ras.

Posting terkait:
* Pembicaraan Hari Valentine
* Mari kita rayakan Valentine's Day
* Sejarah Valentine - Kisah Pengorbanan Pendeta Baik Hati

9 Fans Berat:

namaku wendy mengatakan...

no komeng ttg valentine hehehe kalo valentino rossi ehm aku pikir2 dulu wis hehehe gak ada valentine dlm kamus-ku:p everyday i love you...

Kuyus is cute mengatakan...

@Mak ..
Cie cie .. yang everyday ...

Anonim mengatakan...

Saya bersama keluarga saja, sambil menunggu kelahiran anak ketiga... :)

Kuyus is cute mengatakan...

@Sapimoto:
Wah nikmat banget .. menunggu kelahiran. Semoga sehat putranya, lancar en sempurna ya .. he he

Ge Siahaya mengatakan...

Mbak.. luarbiasa kupasannya! saya link ya mbak sebagai bahan referensi tulisan saya yg bisa untuk 'kita berdua' komentari bersama-sama, hihi..

Saya melihat bahwa kecenderungan orang2 melihat pada ekses bukan pada inti, bukan pada apa yang indah dan baik melainkan pada perilaku berlebihan sebagian orang (tidak semua org yg merayakan atau ikut2an merayakan valentine melaksanakannya dengan jor-joran) dan dengan 'memiting' kejelekan2 tsb maka mereka langsung menjatuhkan vonis yang (menurut saya) tidak fair terhadap esensi dari Valentine's day itu sendiri.

Hehehe.. bagi saya, kalau dosa saya adalah merayakan hari kasih sayang setahun sekali, dan karena itu dicemooh sebagai ABG atau pengikut trend, so be it. Saya lebih bangga menjadi ABG yg merayakan kasih sayang, daripada menjadi org2 "pintar" yg belum lama ini ramai2 berteriak2 dipostingan mereka dengan kemarahan2.

Mengherankan bukan? Bahwa manusia kebanyakn lebih suka menghujat dan mencibir daripada menikmati? Tidak mengherankan bukan kalau lebih mudah berperang daripada berdamai?

Hehe... memang lucu bahwa ketika diberi kesempatan untuk merayakan sesuatu yg indah, justru kebanyakan membalikkan punggung, namun ketika diberi kesempatan untuk marah maka pasukan2 bergerak maju.

Something is VERY WRONG here and they don't even realize it!

Kuyus is cute mengatakan...

@Mbak G:
Simplenya mbak, melihat sesuatu yang negatif lebih mudah tanpa berfikir panjang, tanpa ditelaah, tanpa dipertimbangkan dari banyak sisi, tanpa melihat data, tanpa banyak diskusi diskusi, seng penting salah yo wis salah ae, TITIK ..

Kalau melihat sesuatu yang benar, rasanya malah cepat dilupakan.

Bukannya setiap agama mengajarkan untuk melihat sesuatu secara positif. Bahkan untuk suatu hal buruk yang diterima, kita disarankan *sebaiknya* untuk membalas keburukan dengan kebaikan, sehingga kebaikan lah yang akan mendominasi dunia dengan cinta dan kasihnya ..

Kok malah yang ini, lebih getol dengan emosi, dan vonis mutlak salah dan dosa. Aih aih .. saya banyak kecewanya. Tapi agh, buat diskusi pribadi saja .. setidaknya saya bisa belajar merubah cara berfikir saya, karena tak mudah merubah cara pandang orang ...

Maju terus mbak, demi kebaikan, kita tebarkan cinta kasih yang positif ...

Anonim mengatakan...

Happy Valentine day all....

Anonim mengatakan...

Salam

Apakah Valentine’s Day bertentangan dengan ajaran Islam ?

begitu banyak yang pro ataupun kontra.
pa kita mesti menyangkal hari kasih sayang??
Disini aku mengartikan bahwa tanggal 14 Februari bukan untuk memperingati St. Valentine sebagai seorang pendeta Nasrani. Tapi sebagai hari kasih sayang, dan kita tidak perlu menentang arus budaya yang masuk, tapi sebaiknya pergunakan budaya yang masuk tersebut sebagai alat baru untuk berdakwah. Kita tinggal merubah cara pandang dan, mengajak untuk menegakkan dua kalimat Syahadat “Asyhadu An-Laa Ilâha Illallâh wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullâh”. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Dzat Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad SAW adalah Rasul /utusan Allah.

Salam

Kuyus is cute mengatakan...

Dear all,
Please behave!!

Siapapun dipersilahkan meninggalkan komentarnya. Boleh yang pro dan yang kontra. It's an open jurnalist.

Free your mind!!
TAPI .. behave dengan tulisan tulisan itu. Amarah jangan disalurkan dengan sumpah serapah dan bahasa bahasa kotor yang tak layak untuk di sampaikan.

Bila tak berkenan dengan cara berfikir orang lain, ungkapkan secara dewasa, itu lebih menunjukkan identitas pribadi individu.

Kematangan berbicara dan berfikir diperlukan dalam meninggalkan kesan pesan sebuah komentar

Saya telah menghapus 2 komentar kotor yang tak layak di publikasikan!!

Please BEHAVE !!!
Kalau tak suka dengan pembahasan hari kasih sayang, tunjukkan dengan kasih sayang, bagaimana cara terbaik menurut pembaca, bukan dengan bahasa KOTOR dan hina !!

Mohon kedewasaannya ...
Thank you